Pura Venue Asian Games Palembang Dibangun dari Bebatuan Gunung Agung Bali

Jelang Asian Games, pembangunan rumah ibadah di Kompleks JSC Palembang dikebut.

oleh Nefri Inge diperbarui 21 Jun 2018, 11:01 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2018, 11:01 WIB
Pura Venue Asian Games Palembang Dibangun dari Bebatuan Gunung Agung Bali
Candi Bentar Pura Hindu di Komplek JSC Palembang menjadi salah satu fasilitas Asian Games 2018. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Enam rumah ibadah yang dibangun di Kompleks Jakabaring Sport City (JSC) yang menjadi lokasi Asian Games 2018 di Palembang, Sumatera Selatan, masih dalam tahap pembangunan. Salah satunya pura atau rumah ibadah umat Hindu yang terletak berdampingan dengan rumah ibadah agama lain.

Ternyata, pembangunan pura ini menggunakan material khusus, yaitu bebatuan dari erupsi Gunung Agung Bali. Bahan material ini langsung dikirim dari Kabupaten Karang Asem, Bali.

Para pekerjanya juga didatangkan langsung dari Bali, tepatnya dari Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana Bali, yaitu Komang Candra (40) dan Kadek (27).

Menurut Komang Candra, saat membangun rumah ibadah di kompleks venue Asian Games Palembang, para pekerja kesulitan saat membuat detail bangunan rumah ibadah pura.

"Pekerja di sini tidak bisa membuat candi yang sama dengan pura di Bali, jadi kami diajak untuk bergabung membangun Pura Asian Games 2018 di Kompleks JSC Palembang,” ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu, 20 Juni 2018.

Dua pekerja asal Bali ini datang ke Palembang sekitar tiga bulan lalu, dengan membawa candi-candi Pura. Rincinya, sepasang Candi Bentar yang digunakan sebagai gapura pintu masuk setinggi delapan meter dan Candi Padmasana setinggi tujuh meter.

Mereka juga membawa material bangunan berupa batu erupsi Gunung Agung Bali untuk beberapa ornamen Pura. Bebatuan gunung ini digunakan, karena daya tahan yang kuat dan menjadi material khusus untuk pembangunan Pura di Bali.

"Kami datang ke Palembang membawa candi pura dan bebatuan itu menggunakan tiga unit mobil fuso. Baru kali ini kita garap pembangunan Pura di luar Pulau Bali," ungkapnya.

Untuk material tambahan, mereka menggunakan bebatuan asal Yogyakarta dan pasir Sumsel. Sayangnya, jenis pasir di Sumsel yang berkontur kasar, menyulitkan mereka untuk mengukir simbol-simbol pura.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Target Pembangunan Pura

Pura Venue Asian Games Palembang Dibangun dari Bebatuan Gunung Agung Bali
Pura Hindu berdampingan dengan rumah ibadah agama lainnya di Komplek JSC Palembang. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Biasanya mereka menggunakan pasir Gunung Agung Bali yang halus, sehingga lebih mudah membuat ukiran ornamen rumah ibadah Hindu ini. Beberapa candi Pura yang sudah dibuat menggunakan cetakan juga harus diperbaiki lagi, salah satunya Candi Kurung yang akan dibuat lebih tinggi.

Pembangunan enam rumah ibadah di Kompleks JSC Palembang ini ditargetkan rampung sebelum perhelatan Asian Games 2018 dimulai. Namun, Komang Candra merasa belum siap untuk mengejar target perampungan pura Hindu ini.

"Targetnya dua bulan lagi selesai, tapi mungkin tidak akan terkejar. Karena untuk ornamen dan detail pura hanya kami berdua mengerjakannya. Tidak ada pekerja yang mengerti membuat ukiran dan ornamen pura," katanya.

Meskipun tidak bisa menyelesaikan sebelum Asian Games 2018, pura Hindu ini masih bisa digunakan untuk peribadatan umat Hindu saat perhelatan ajang olahraga internasional tersebut dimulai.

Untuk pembangunan gedung di dalam pura sendiri, akan dikerjakan oleh pekerja asal Pulau Jawa. Usai pembangunan pura ini selesai, mereka akan melakukan tradisi Upacara Melaspas.

"Upacara itu maknanya pembersihan dan penyucian bangunan yang selesai dibangun. Kita akan lakukan ritual itu jika Pura ini selesai dibangun," ungkapnya.

Pura umat Hindu berdampingan dengan Gereja Kristen dan Katolik, serta wihara umat Buddha. Sedangkan bangunan Kelenteng umat Konghucu yang berada di bagian depan, baru tahap fondasi bawah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya