Rencana Investasi Caterpillar Menggantung

Rencana perusahaan alat berat asal Amerika Serikat (AS) Caterpillar untuk investasi di Indonesia masih sulit direalisasikan.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Feb 2014, 10:23 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2014, 10:23 WIB
ms-hidayat130416c.jpg

Liputan6.com, Jakarta Rencana perusahaan alat berat asal Amerika Serikat (AS) Caterpillar untuk menanamkan investasi dalam bidang manufactur heavy equipment di Indonesia tampaknya masih sulit untuk direalisasikan.

Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan, hal yang menghambat perusahaan ini karena ada beberapa ketentuan yang menjadi keharusan bagi sebuah perusahaan untuk menanamkan modalnya di Indonesia, namun masih belum bisa dipenuhi.

"Pokoknya kalau sudah keluar (rekomendasi) dari Kementerian Perindustrian, berarti ketentuan pokoknya sudah terpenuhi. Tapi kalau masih di sini, berarti masih ada masalah-masalah yang mereka harus selesaikan," ujar Hidayat di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2014).

Selain soal persyaratan investasi, hal yang juga menghambat produsen alat berat tersebut adalah permintaan insentif berupa tax holiday namun masih belum ditindaklanjuti.


"Kami sedang proses, mengingat Caterpillar ini termasuk yang menyediakan pembuatan mesin-mesin," lanjutnya.

Meski demikian, Hidayat menyatakan siap membantu agar investasinya cepat terealisasi di Indonesia. "Nanti kalau sudah dikirim bersama BKF (Badan Kebijakan Fiskal) dan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), saya mau mengawalnya supaya bisa lebih cepat," tandas Hidayat.

Seperti diketahui, Caterpillar telah berencana untuk menanamkan investasinya di Indonesia sejak beberapa tahun lalu, namun hingga saat ini realisasi investasi tersebut belum juga terwujud. Nilai investasi perusahaan alat berat tersebut diperkirakan berkisar US$ 500 juta- US$ 1 miliar. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya