Rupiah Mau Terus Perkasa, Ini Jurus Chatib Basri

Kementerian Keuangan akan berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan untuk menjaga rupiah tetap menguat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Mar 2014, 20:31 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2014, 20:31 WIB
chatib-basri-130411b.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memperkirakan penguatan nilai rukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dapat terus berlanjut apabila Indonesia berjuang memperbaiki defisit neraca perdagangan. Untuk itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Harus dilihat data neraca perdagangan dan harus diperbaiki, sehingga ini butuh reformasi secara berkelanjutan. Sebab efek perdagangan kemarin, rupiah sekitar Rp 11.300 per dolar AS. Jadi kami lihat terus," ungkap Menteri Keuangan, Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Senin (10/3/2014).

Pemerintah, kata dia, berharap dapat mencatatkan defisit transaksi berjalan sampai dengan akhir tahun ini sebesar 2,5%. Sedangkan realisasi defisit ini masih berada di level 3,2% pada 2013.

"Selain neraca perdagangan harus lebih baik, kebijakannya fiskal dan moneternya juga masih akan ketat. Dan pada 2015, kami baru ekspektasikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, karena asumsi dalam APBN 2014 sekitar 5,8%-6%," tutur Chatib.

Dia mengatakan, tren defisit neraca perdagangan pada kuartal I  2014 cenderung melemah lantaran banyak perusahaan yang melakukan ekspor pada Desember  2013 sebagai antisipasi Undang-undang (UU) Minerba soal larangan ekspor mineral mentah.


"Lihat kecenderungannya Februari-Maret akan mulai meningkat. Pola kebiasaannya kuartal I neraca perdagangan oke dan defisit agak rendah, lalu meninggi karena banyak orang impor barang modal di kuartal II. Sedangkan kuartal III dan IV defisit turun," ucapnya.

Terkait monitoring neraca perdagangan, Chatib mengaku, pihaknya akan berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

"Saya ingin neraca jasa lebih baik, makanya saya mau bicara dulu dengan Pak Lutfi apa yang bisa dilakukan sama-sama terkait perdagangan. Saya sudah sempat bicara tapi belum meeting," tukas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya