Liputan6.com, New York Sejauh ini, banyak penelitian yang menemukan kaum maskulin cenderung memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan para wanita.
Fakta mengejutkan datang dari sebuah hasil penelitian yang menyebutkan, para wanita yang melakukan tawar menawar soal gaji saat melamar kerja cenderung kehilangan peluangnya untuk diterima.
Seperti dikutip dari Fox Business, Rabu (19/3/2014), laporan organisasi yang fokus mempersempit kesenjangan antar pegawai di tempat kerja, Catalyst Inc., menyebutkan bahwa wanita dan pria sama-sama berupaya mendapatkan gaji lebih tinggi saat melamar kerja. Dalam penelitian tersebut, sebanyak 47% wanita mengaku meminta gaji lebih tinggi saat melamar kerja.
Bahkan para wanita yang memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi cenderung lebih sering meminta gaji berjumlah lebih besar saat mengganti pekerjaannya. Sebaliknya, hanya 54% pria yang melakukan hal serupa.
Sayangnya, permintaan tersebut justru bisa membuat para perempuan kehilangan peluangnya untuk memperoleh pekerjaan baru.
Pasalnya, jika wanita meminta gaji lebih tinggi, para perekrut pegawai justru menjadi enggan menerimanya.
Efek negatif dari wanita yang meminta gaji lebih besar bernilai 5,5% lebih tinggi dibandingkan jika pria yang melakukannya.
Advertisement
Tak hanya diberikan gaji rendah, para pegawai wanita tersebut bisa jadi tidak diterima sama sekali di perusahaan yang mereka inginkan.
Penelitian Catalyst juga membuktikan cara menegosiasikan gaji yang berhasil dilakukan para pria belum tentu ampuh saat digunakan wanita. Cara paling jitu bagi wanita untuk naik gaji adalah dengan menunjukkan prestasinya pada perusahaan.