Ide Mobil Dua Bahan Bakar Sudah Lahir Sejak 20 Tahun Lalu

Ide memproduksi mobil dengan konsep dua bahan bakar, yakni bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar gas telah tercetus puluhan tahun lalu.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Apr 2014, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2014, 09:00 WIB
DPRD DKI: Hibah Bus Tetap Harus Ber-BBG
Hal ini diatur oleh Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 Pasal 20 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Direktur PT Indomobil Suzuki Internasional, Soebronto Laras mengaku ide memproduksi mobil dengan konsep dua bahan bakar, yakni bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar gas (BBG) telah tercetus puluhan tahun lalu. Bahkan pihaknya sudah pernah memproduksi mobil
tersebut.

"Kami sudah pikirkan itu sejak 20 tahun lalu, sampai saya pernah produksi itu karena perkiraan saya pemerintah akan siap dengan infrastruktur gasnya," kata Ketua Bidang Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia itu di Jakarta, seperti ditulis Kamis (17/4/2014).

Namun seiring perkembangan dan berjalannya waktu, Soebronto mengeluhkan kurangnya ketersediaan dan infrastruktur gas di Indonesia. Padahal saat ini program konversi BBM ke BBG terus diupayakan pemerintah sebagai langkah penghematan BBM.

"Kami pernah terlibat produksi busway juga, tapi nyatanya gas nggak ada. Jadi susah kan, makanya semua harus siap kalau sudah ada kebijakan," tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Tim Percepatan Konversi BBM ke BBG Kementerian ESDM, Wiratmadja Puja berencana mengeluarkan kebijakan penggunaan dua bahan bakar pada produksi mobil di Indonesia.

"Kami akan wajibkan produsen mobil produksi mobil dual fuel, bisa pakai BBM dan BBG. Tapi produsen butuh kepastian regulasi, kepastian gasnya," kata dia.

Wiratmadja mengaku, saat ini sedang dirumuskan untuk penerbitan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri dan diharapkan bisa rilis tahun ini sehingga produsen bisa mulai produksi mobil dual fuel pada 2015.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya