Kadin Minta Pemerintah Tunda Akuisisi BTN oleh Bank Mandiri

Kadin Indonesia menilai, saat ini perbankan Indonesia menawarkan produk tidak fokus sehingga persaingan tidak menjadi sehat.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 21 Apr 2014, 20:32 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2014, 20:32 WIB
Kadin Indonesia
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta kepada pemerintah agar akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) oleh PT Bank Mandiri Tbk sebaiknya ditangguhkan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan. Hal itu mulai dari peran BTN sebagai bank pembiayaan perumahan hingga pengaruhnya terhadap masyarakat daerah.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah, Natsir Mansyur mengatakan, Bank BTN  yang core bisnisnya pembiayaan perumahan mempunyai peran yang jelas, fokus  mengurus perumahan dan hal itu sangat diperlukan.

Menurut Natsir, peran BTN terhadap bisnis perumahan juga berdampak luas kepada perekonomian nasional serta pergerakan ekonomi di daerah khususnya pembiayaan perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang diperkirakan berjumlah hingga 15 juta unit.

“BTN paling siap dan paham, apa Mandiri siap? program ini dibangun oleh pengusaha daerah yang banyak tersebar di luar Jakarta. Sehingga berdampak luas terhadap pergerakan ekonomi di daerah,” kata Natsir di Kantor Pusat Kadin, Jakarta (21/4/2014) yang dikutip dari keterangan yang diterbitkan.

Atas pertimbangan tersebut, pihaknya meminta Menteri BUMN agar perbankan bisa lebih fokus, misalnya bank yang khusus mengurusi perumahan, bank industri, bank infrastruktur, industri maritim, dan bank agribisnis.

“Selama ini perbankan seperti super market, banyak produk tidak fokus, akhirnya bersaing tidak sehat, sementara di China saja, ada beberapa bank yang fokus pada sektor tertentu,” kata dia.

Menurut Natsir, kebutuhan perumahan dilindungi oleh Undang Undang Dasar 45, harusnya pemerintah menyiapkan minimal 1 bank pemerintah yang siap menampung kebutuhan KPR (Kredit Perumahan Rakyat) masyarakat MBR.

“Malah harusnya buatkan juga skema khusus buat segmen non bankable, jangan pikirkan kebutuhan secara general saja,” kata dia.

Spesialisasi perbankan, tambah Natsir, khususnya untuk perumahan masih diperlukan. Hal ini dikarenakan, pembangunan perumahan skala menengah ke bawah juga banyak berada di luar Jakarta dibangun oleh para pengusaha daerah.

“BTN sudah 15 tahun membantu pergerakkan ekonomi daerah melalui pembiayaan pembangunan perumahan. Jika pengembangannya bagus, perbankan khusus perumahan itu juga bisa menjadi Bank yang semakin besar seperti yang diharapkan,” ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya