Alasan Bank Mandiri Enggan Beli Mutiara

Manajemen Bank Mandiri memilih modal bank besar untuk menyaingi bank asal Singapura, DBS.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Mei 2014, 15:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2014, 15:00 WIB
Bank Mandiri
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk menyatakan enggan membeli Bank Mutiara untuk mendongkrak aset perseroan demi menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan Perbankan di 2020. Pihaknya berharap melakukan konsolidasi dengan bank-bank bermodal besar.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengaku, modal perseroan masih kalah jauh dibanding perbankan asal Singapura. Sehingga membeli eks Bank Century bukanlah solusi memperbesar aset dan modal.

"Terlalu kecil (modalnya Bank Mutiara). Kalau modal DBS bisa lima atau enak kalinya dari kita. Jika ambil Bank Mutiara pun nggak akan mengejar mereka, jadi konsolidasi harus dengan yang besar-besar," tegas dia di Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Lebih jauh Budi mengungkapkan, ada tiga langkah untuk memperbesar modal perbankan, yakni laba ditahan (dividen), rights issue (penerbitan saham baru) dan konsolidasi.

"Modal perbankan itu mesti besar, karena ketentuan CAR saat ini 8%, dan nanti di Bassel III akan menjadi 10%. Artinya kalau mau nambah aset Rp 1 triliun, harus nambah modal Rp 100 miliar. Nah yang susah itu nambah modal," terang dia.

Dia mengaku, pihaknya sulit menambah modal dari keuntungan perseroan, mengingat setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki kewajiban untuk menyetor dividen setiap tahun. "Bisa naik sih (modal) tapi susah," ucap Budi.

Upaya kedua dengan rights issue, katanya, sulit dilakukan mengingat ada kepemilikan pemerintah dalam porsi saham perusahaan pelat merah yang dipatok sebesar 60%.

"Misalnya kalau rights issue Rp 20 triliun Bank Mandiri bisa, pemegang saham dan investor pun senang. Tapi kita harus setor seperti Rp 12 triliun, jadi tidak mungkin bisa," ujar Budi.

Jalan terbaik, tambah Budi, adalah dengan konsolidasi yang sudah dilakukan negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.

"Substansinya konsolidasi harus terjadi, kalau tidak Indonesia bisa ditertawakan bangsa lain. Karena kita bukan tuan rumah di negeri sendiri di 2020," tutur Budi. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya