Hatta Rajasa Bolehkan Presiden Baru Utak-atik Proyek MP3EI

Proyek pembangunan infrastruktur sangat krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air dan penyerapan tenaga kerja.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Mei 2014, 14:55 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2014, 14:55 WIB
proyek-tambang-btn--130413b.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah percaya diri bahwa sejumlah proyek yang masuk dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) akan dilanjutkan pada masa pemerintahan baru.

Pasalnya, proyek pembangunan infrastruktur sangat krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air dan penyerapan tenaga kerja.

Hal ini diakui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa. Dia mengatakan, program MP3Ei sangat baik sebagai pelengkap pembangunan jangka panjang Indonesia.

"Jadi kalaupun Presiden terpilih mengacu pada visinya, RPJM-nya, saya kira akan tetap relevan dengan yang ada di sini. Karena mengakselerasi, memeratakan dan meluaskan pembangunan," terang dia di kantornya, Jakarta, Kamis (8/5/2014).

Namun, pencetus proyek MP3EI ini memberi restu kepada Presiden baru untuk mengubah program ini ke arah yang lebih baik. "Kalau mau diubah-ubah juga boleh," ucapnya.

Hatta menyebut, pemerintah mematok target realisasi proyek sampai 2020 sebesar Rp 4.000 triliun. Sedangkan proyek yang sudah hampir selesai hampir senilai Rp 800 triliun meski banyak hambatan yang dialami, seperti pembebasan lahan dan sebagainya.

Dia berharap agar seluruh proyek MP3EI terus dipercepat, misalnya proyek rel ganda (double track) sepanjang 700 kilometer (km) yang sudah selesai digarap sekitar 500 km. Target dari peresmian double track ini bulan depan.

Selain itu pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang Jawa Tengah 2x1.000 megawatt (MW) dan pelabuhan Cilamaya.

"Diharapkan rel ganda bisa tuntas semua, sehingga beban logistik di pantura akan berkurang karena bisa diangkut dengan kereta api. Kita akan carikan solusinya dari hambatan-hambatan itu," terangnya.

Proyek pembangunan infrastruktur, kata Hatta, mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak lantaran tren industri telah mengarah ke industri olahan dari sebelumnya di industri primer.  

"Setiap 1% pertumbuhan bisa nyerap 220 ribu tenaga kerja, tapi itu akan meningkat karena industri padat modal mulai banyak. Tapi pemerintah tetap akan memperhatikan dan melindungi industri padat karya karena kita masih perlu itu," tandas Hatta.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya