Pemerintah Lirik Gas untuk Bahan Bakar Kereta Api

Pemanfaatan gas bumi akan dimaksimalkan oleh pemerintah sebagai upaya meningkatkan ketahanan energi nasional.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Mei 2014, 10:10 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2014, 10:10 WIB
Gas
(Foto:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang melirik pemanfaatan gas bumi untuk bahan bakar transportasi masal Kereta Api untuk mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Direktur Jenderal Minyak dan gas bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Edy Hermantoro mengatakan, ide tersebut berasal dari hasil kunjungan kerja ke Amerika Serikat.

“Mungkin (bahan bakarnya) pencampuran gas dengan solar atau gas seluruhnya, nanti kami lihat,” kata, Edy, seperti yang dikutip, Selasa (20/5/2014).

Untuk mewujudkan rencana Pemerintah Indonesia meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk kereta api perlu ada kerja sama dengan pihak swasta. Kerja sama PT Kereta Api Indonesia dengan PT GE terkait lokomotif kereta api, memungkinkan teknologinya menggunakan bahan bakar gas.

Menurut Edy, pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk tranportasi ini merupakan salah satu wujud keseriusan pemerintah melakukan konversi BBM ke bahan bakar gas demi meningkatkan ketahanan energi nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Penggunaan bahan bakar gas juga bermanfaat meningkatkan  pengunaan energi bersih sehingga dapat mengurangi pencemaran udara, efisiensi mesin kendaraan meningkat sehingga mesin lebih awet dan bahan bakar yang aman untuk digunakan.

Untuk mendukung konversi BBM ke gas, pemerintah telah membagikan konverter kit untuk kendaraan dinas pemerintah dan pemda juga kendaraan umum di beberapa daerah, membangun SPBU dan MRU, serta melakukan pilot project penggunaan elpiji untuk truk dan bis di Bontang, Kalimantan Timur.

Pemerintah juga menjamin ketersediaan pasokan gas bumi untuk transportasi. Untuk tahun 2014, pasokan gas untuk transportasi sebesar 48,2 MMSCFD, terdiri dari untuk Jakarta, Banten dan Jawa Barat sebesar 31,5 MMSCFD, Jawa Timur 12,20 MMSCFD, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Tengah dan Riau, masing-masing 1 MMSCFD.

Sedangkan untuk tahun 2015, pasokan gas direncanakan sebesar 56,7 MMSCFD dengan penambahan pasokan untuk Jakarta, Banten dan Jawa Barat menjadi 40 MMSCFD. Sementara daerah lainnya, besaran pasokan tidak mengalami perubahan. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya