Pemerintah Baru Diminta Jaga Utang

Jika utang tidak terjaga akan mengurangi kepercayaan terhadap kemampuan membayar utang luar negeri.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Mei 2014, 16:49 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2014, 16:49 WIB
Rupiah
(Foto:Antara)

Liputan6.com, Jakarta Komite Ekonomi Nasional (KEN) menyatakan pemerintah baru harus bisa menjaga utang Indonesia.  Pasalnya jika tidak terjaga akan mengurangi kepercayaan terhadap kemampuan membayar utang luar negeri.

Ketua KEN Raden Pardede mengatakan, utang pemerintah akan meningkat terus namun pertumbuhan eknonomi Indonesia mengalami penurunan, dengan begitu pendapatan negara ikut susut.

"Utang pemerintah meningkat secara nominal. Di sisi lain pertumbuhan ekonomi kita menurun, utang swasta juga ada kenaikannya," kata Raden di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (20/5/2014).

Menurutdia, jika utang besaran nominalnya naik sementara pertumbuhan pendapatan menurun otomatis rasio utang (debt Service Ratio/DSR)-nya mengalami kenaikan.

Karena itu, pemerintahan baru harus menjag utang Indonesia kepada luar negeri. Jika tidak diatasi bisa menyebabkan kepercayaan kepada kemampuan untuk membayar tagihan dari luar negeri berkurang.

"Ini harusnya bersifat temporer artinya ini menjadi beban pemerintahan yang baru bagaimana untuk mengurangi ini. Karena Debt Service Ratio (rasio utang) naik terus menerus itu bisa menyebabkan kerentanan." ungkapnya.

Selain itu juga menyebab defisit transaksi berjalan (current account defisit) tinggi, sehingga akan berpengaruh pada niali tukar rupiah.

"Car-nya tinggi, itu akan berpengaruh ini nanti ke rupiah. Cuma gak bisa di addres dalam tempo singkat," pungkasnya. (Pew/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya