Impor Jadi Andalan Mendag Buat Tekan Harga Daging Sapi

Untuk ketersediaan beras menjelang bulan Ramadhan nanti, Lutfi memastikan tidak akan mengalami masalah.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Mei 2014, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2014, 18:00 WIB
Daging Sapi
(Foto:CNBC)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berusaha untuk menurunkan harga daging sapi dalam dua bulan ke depan. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menargetkan harga daging sapi bisa turun kurang lebih Rp 15 ribu per kilogram (kg).

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, saat ini harga daging sapi di pasaran berada di kisaran Rp 100 ribu per kg. "Setelah lebaran saya tergetkan di kisaran Rp 85 ribu-Rp 86 ribu," ujarnya usai menghadiri Rakornas V  Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2014 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Lutfi menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan upaya untuk menstabilkan harga daging sapi. Salah satunya dengan tetap membuka keran impor.

"Ada adjustment dengan foreign exchange rate-nya. Mudah-mudahan menjelang puasa harganya tidak naik dari yang hari ini. Mudah-mudahan harganya akan turun setelah adjustment foreign exchange rate," lanjutnya.

Dia menegaskan dengan tetap membuka keran impor daging mentah maupun sapi hidup, maka untuk sementara mampu untuk mencukupi kebutuhan akan daging secara nasional.

"Impor sudah mulai masuk. Ini jumlah pastinya saya tidak hafal. Tapi kalau diliat dari datanya, dibandingkan kuartal I 2013 angkanya sudah menjanjikan. Sekarang ini kami butuhnya kira-kira untuk 2,2 kg per kapita, itu perlunya 750 ribu sapi yang mesti diimpor untuk setahunnya," jelasnya.

Sedangkan untuk ketersediaan beras menjelang bulan Ramadhan nanti, Lutfi juga memastikan tidak akan mengalami masalah. Hal ini karena ketersedian beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, saat ini tidak mengalami kendala. Terlebih lagi saat ini di beberapa wilayah telah memasuki musim panen.

"Kita makan 36 juta ton setahun. Kalau puasa makannya tetap 2 kali sehari. jadi tidak naik dari biasanya. Kemungkinan yang menjadi masalah itu harga bisa terganggu kalau panen juga terganggu," tandasnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya