Terusan Suez, Jalur Pelayaran Tersibuk di Dunia

Terusan yang resmi beroperasi pada 1869 ini merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di muka bumi ini.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 28 Mei 2014, 21:30 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2014, 21:30 WIB
Terusan Suez, Jalur Pelayaran Tersibuk di Dunia
Terusan yang resmi beroperasi pada 1869 ini merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di muka bumi ini.

Liputan6.com, Jakarta - Terusan Suez merupakan buah tangan terbesar yang pernah dibuat manusia. Terusan yang resmi beroperasi pada 1869 ini merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di muka bumi ini.

Jalan pintas yang membelah Eropa (Mediteranian) dan Asia (Laut Merah) ini merupakan jalur vital terpenting di dunia. Melalui terusan Suez, kebutuhan energi Eropa dipasok dari lapangan-lapangan minyak di Timur Tengah.

Meski sangat penting bagi aktivitas perekonomian dunia, jalur penting ini sempat ditutup dua kali karena perang. Penutupan yang terbaru terjadi karena perang antara Israel dan negara-negara tetangga di Arab lainnya.

Pada 2007, terusan Suez mencetak pengiriman barang terbesar sebanyak 7.700 ton yang mengangkut lebih dari 318 ribu ton kargo. Jumlah tersebut setara dengan 7,5% dari total perdagangan dunia.

Setiap tahunnya, Terusan Suez mampu mencetak pendapatan hingga lebih dari US$ 5 miliar. Berikut ulasan mengenai Terusan Suez dan fungsinya bagi perekonomian dunia seperti dikutip dari World Atlas dan World Shipping Technology, Rabu (28/5/2014):

Dikerjakan 25 Pekerja

Terusan Suez, Jalur Pelayaran Tersibuk di Dunia
Terusan yang resmi beroperasi pada 1869 ini merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di muka bumi ini.

Terusan terbesar dunia buah tangan manusia

Hampir 2.000 tahun sebelum Masehi, Pharaoh Senusret III membuka jalan penghubung antara Mediterania dan Laut Merah. Beberapa abad kemudian, perdagangan terjadi antara Asia dan Eropa.

Agar lebih cepat, beberapa pedagang mencoba untuk menciptakan jalur melalui perairan. Lantas pada 1799, Napoleon Bonaparte mencetuskan ide untuk membangun jalur penghubung Asia dan Afrika.

Ide itu bukan hanya main-main, pada 1859-1869, terusan Suez yang modern akhirnya dibangun. Terusan Suez benarlah adanya merupakan buah karya manusia di mana sekitar 25 ribu pekerja dikerahkan guna menyelesaikan terusan buatan terpanjang dunia ini.

Meski sempat mengalami penutupan saat perang terjadi, terusan Suez tetap menjadi salah satu jalur transportasi air paling penting di dunia. Terusan tersebut juga merupakan bagian yang bisa dilihat langsung dari potret satelit bumi di luar angkasa.

Dikenal Efisien dan Ekonomis

Terusan Suez, Jalur Pelayaran Tersibuk di Dunia
Terusan yang resmi beroperasi pada 1869 ini merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di muka bumi ini.

Terusan Suez lebih ekonomis dan efisien dalam urusan distribusi barang

Jika berputar mengitari Afrika, para pedagang membutuhkan waktu hingga 24 hari karena harus menempuh jarak 20.900 km. Sementara melalui Terusan Suez, para pedagang hanya perlu 14 hari saja untuk menyeberangkannya.

Selama 87 tahun sejak berdiri, Terusan Suez berada di bawah kendali bangsa Inggris dan Prancis. Sementara negara-negara Eropa sangat bergantung pada rute pengiriman murah untuk menyalurkan minyak dari Timur Tengah.

Di masa sekarang, pengelolaan Terusan Suez berada di bawah otoritas pemerintah Mesir. Tak hanya itu, Mesir juga menguasai sejumlah pipa minyak yang mengalir di wilayah tersebut.

Hingga saat ini, sekitar empat juta barel minyak melingasi Terusan Suez. Kebanyakan dari minyak tersebut diekspor dari negara-negara Timur Tengah. Lagipula para eksportir juga tidak perlu membayar terlalu mahal untuk bisa mengirim barang melalui lintasan tersebut.

Jalur Vital Dunia

Terusan Suez, Jalur Pelayaran Tersibuk di Dunia
Terusan yang resmi beroperasi pada 1869 ini merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di muka bumi ini.

Jalur vital perdagangan minyak dunia

Sebagai penghubung dengan jarak terpendek antara Asia dan Eropa, Terusan Suez telah sejak lama menjadi lintasan para saudagar minyak yang hendak mengirim komoditasnya. Tak heran jika terusan tersebut menjadi pendulang uang bagi pemerintah Mesir.

Banyak kapal modern yang melewati jalur tersebut untuk berbisnis atau bekerja. Saat pertama kali dibangun dengan kedalaman 304 meter persegi, kapal yang melintas hanya maksimal berkapasitas 5.000 ton.

Pengembangan pun terus dilakukan hingga Terusan Suez akhirnya dapat menampung kapal berbobot 210 ribu ton. Buktinya, pada 2010 sekitar 17 ribu kapal barang menyeberangi terusan tersebut. Tangki-tangki minyak juga disiapkan di masing-masing pelabuhan yang dilintasi.

Kini setelah berbagai pengembangan dilakukan, Terusan Suez mampu dilintasi kapal dengan bobot bawaan mencapai 560 ribu ton. (Sis/Nrm)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya