Menkeu: Jelang Pilpres, APBN Aman

Rupiah pada akhir tahun akan lebih stabil dengan kisaran di level Rp 11.600 per dolar AS hingga Rp 11.800 per dolar AS.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Jun 2014, 12:18 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2014, 12:18 WIB
Ekspor Impor 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memandang hajatan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang akan dilaksanakan pada 9 Juli 2014 tak membuat investor menahan investasinya di Indonesia.

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Chatib Basri menjelaskan, pemilihan umum tidak akan membuat perekonomian bergejokal signifikan sehingga tidak membuat investor lari.

Menurutnya, para investor justru memberikan perhatian khusus kepada current account defisit (CAD). Oleh sebab itu, Chatib memberikan kepastian kepada para investor mengenai posisi CAD.

"Saya yakin menjelang pemilihan presiden, current account defisit akan aman, hingga pada akhir tahun akan dalam kendali paling tinggi di 2,5 persen," kata Chatib di hadapan para investor di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (11/6/2014).

Saat ini, defisit current account masih di angka 1,6 persen. Untuk memastikan terkendalinya CAD tersebut, Chatib akan terus meningkatkan ekspor Indonesia dan secara perlahan akan menekan tingkat impor barang.

Mengenai CAD, Chatib menilai hal itu hanya berkaitan dengan supply dan demand yang ada di Indonesia. Untuk itu dirinya memastikan pemerintah akan meningkatkan produksi dalam negerinya.

"Salah satunya ekspansi untuk meningkatkan ekspor, kami tahu itu. Selain itu juga soal infrastruktur akan terus tingkatkan," tegasnya.

Tidak hanya itu, Chatib juga meyakinkan bahwa rupiah pada akhir tahun akan lebih stabil dengan kisaran di level Rp 11.600 per dolar AS hingga Rp 11.800 per dolar AS.

"Kami lihat, meski belakangan sedikit melemah namun seiring dengan apa yang terus kami lakukan, namun rupiah menjadi salah satu mata uang di Asia yang menguat signifikan mulai akhir tahun 2013, ini tanda Indonesia kembali menjadi negara favorit investasi," kata Chatib. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya