Janji Prabowo Naikkan Upah Jadi Rp 6 Juta Hanya Pemanis Kampanye

"Saya anggap itu cuma sekedar kampanye saja agar menarik buruh, tapi kenyataannya tidak mungkin," kata Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Jun 2014, 14:01 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2014, 14:01 WIB
prabowo
( ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Liputan6.com, Jakarta - Kandidat calon presiden (capres) nomor urut satu, Prabowo Subianto menyatakan akan menaikkan upah buruh hingga mencapai Rp 6 juta per bulan jika terpilih menjadi presiden mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan hal tersebut janji untuk menaikkan upah hingga sebesar ini merupakan janji yang tidak logis jika laksanakan dalam kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

"Saya bingung juga kalau nanti pada lari semua industri padat karya. Saya harapkan itu tidak terjadi," ujarnya di sela-sela Seminar Nasional Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Menurut Sofjan, jika kenaikan upah tersebut dilakukan, maka hal ini merupakan keputusan yang salah pasalnya akan banyak pengusaha yang akan menutup usahanya di Indonesia.

"Kalau itu terjadi, saya pikir akan jadi malapetaka buat pengusaha-pengusaha itu. Yang sekarang saja mereka udah setengah mati mau persaingan, apalagi kalau Rp 6 juta per bulan," tegasnya.

Namun, Sofjan juga meminta agar para pengusaha tidak perlu terlalu memikirkan apa yang menjadi janji para capres. Menurutnya, janji-janji yang diungkapkan oleh para capres ini hanya sekedar mendapatkan simpati agar mampu menarik dukungan sebanyak-banyaknya.

"Saya anggap itu cuma sekedar kampanye saja agar menarik buruh, tapi kenyataannya tidak mungkin. Kita kan mesti lihat cost kita berapa. Kampanye ini kan kecap nomor satu, jadi jangan terlalu kita percaya jugalah soal-soal itu," tandas dia. (Dny/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya