Liputan6.com, Jakarta - PT Mandala Airlines telah menghentikan operasional mulai 1 Juli 2014. Perusahaan memastikan tak ada lagi layanan penerbangan menggunakan armada TigerAir Mandala ke berbagai tujuan dalam maupun luar negeri. Lalu bagaimana dengan pembayaran sewa kontrak kantor di Gedung Soewarna Business Park di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta)?
Mandala Airlines menyewa ruangan sebagai kantor pusat sekaligus kantor operasional di Gedung Soewarna Business Park. Namun setelah keputusan manajemen memberhentikan penerbangan, kantor tersebut kosong.
Hanya dapat dijumpai dua orang petugas keamanan yang bertugas melayani proses pengembalian uang (refund) maupun pengalihan penerbangan. Menurut Marketing and Commercial Leasing Manager Sanggraha Daksamitra, Binsar Pandiangan, Mandala Airlines menyewa ruang kantor di gedung Soewarna sudah hampir dua tahun ini.
"Betul kantor disewa TigerAir Mandala. Sepertinya untuk kantor operasional karena banyak kru penerbangannya bolak balik ke sini," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Binsar mengaku, pihaknya tak mengetahui persis jangka waktu sewa kantor Mandala Airlines di gedung Soewarna. "Detailnya nggak tahu pasti. Tentunya bukan per tahun, tapi dalam jangka panjang, bukan jangka pendek," ucapnya.
Walaupun maskapai penerbangan yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Saratoga ini sudah tutup, namun dia mengaku, tak ada masalah apapun terkait pembayaran sewa ruang kantor.
"Sejauh ini belum ada masalah, bahkan Mandala Airlines termasuk salah satu pembayar yang baik, cukup bertanggung jawab. Dan kami punya hubungan baik dengan mereka," sambung Binsar.
Namun demikian, pihaknya mengaku, bertanya-tanya tentang kelanjutan kontrak ruang kantor meskipun belum ada pemberitahuan soal kepindahan Mandala Airlines dari gedung itu.
"Belum ada satu kata pun soal kepindahan, tapi saya percaya Mandala bisa menyelesaikannya secara baik-baik karena mereka bukan perusahaan kecil. Kami sampai saat ini berusaha menghubungi Mandala," ucap dia.
Binsar meyakini manajemen pasti sudah merencanakan keputusan ini dengan sangat matang sebelum di rilis ke publik. "Saya yakin sebelum mereka putuskan, tak ada sounding terlalu besar karena belum waktunya. Hari ini sudah keluar dari Kementerian Perhubungan, barulah dirilis," tukasnya. (Fik/Ahm)