Bangun Pelabuhan Cilamaya, Pemerintah Rela Korbankan Pertamina

Pemerintah mengaku proyek pembangunan pelabuhan Cilamaya akan memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Jun 2014, 11:40 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2014, 11:40 WIB
Pertamina

Liputan6.com, Medan- Pemerintah mengaku proyek pembangunan pelabuhan Cilamaya akan memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia, meskipun harus melihat  PT Pertamina Hulu Energi (PHE) merugi akibat penutupan sementara blok migas Offshore North West Java (ONWJ).

Ditemui di Medan, Jumat (20/6/2014), Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Perekonomian, Lucky Eko Wuryanto mengatakan, proyek pelabuhan Cilamaya memiliki untung dan rugi.

"Keuntungannya membuat ekonomi kita sangat efisien. Artinya multiplier effect dari pelabuhan itu akan jauh lebih besar dari kerugian yang akan dialami Pertamina karena harus menutup sementara blok ONWJ pada saat perbaikan," ujarnya.

Pembangunan pelabuhan Cilamaya memang akan mengorbankan blok migas ONWJ dengan menutupnya selama enam bulan. Sehingga kondisi tersebut akan memicu kerugian cukup besar.

"Pertamina kan harus memasok gas ke Pupuk Kujang dan listrik di Muara Tawar. Jadi kalau ditutup, gas harus disuplai dari tempat lain dan itu membutuhkan biaya-biaya. Ditambah ada beberapa fasilitas yang tidak bisa dieksploitasi karena ada risiko. Jadi kerugian masih lebih kecil dari keuntungan ekonomi yang dihasilkan dari pelabuhan itu," terang Lucky.

Oleh sebab itu, menurut dia, sesuai arahan Menko Perekonomian Chairul Tanjung alias CT, pembangunan diarahkan pada sesuatu yang menguntungkan negara. Dan hal ini sudah memperoleh dukungan dari pihak Pertamina.

"Tapi jangan semua beban jadi tanggung jawab Pertamina. Makanya si pihak pelabuhan harus menanggung biaya-biaya itu termasuk jika ada masalah dengan pihak ketiga seperti Pupuk Kujang dan sebagainya," cetus Lucky. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya