Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden urutan nomor satu Prabowo Subianto mengungkapkan, siapapun pemimpin Indonesia nanti bakal menghadapi tantangan berat terutama soal energi dan jumlah penduduk.
Ia menyebutkan, salah satu tantangan itu menipisnya sumber daya energi. Bila Indonesia tidak dapat menemukan sumber daya energi baru maka Indonesia akan mengimpor energi sebanyak 100 persen.
Baca Juga
"Menipis sumber daya energi kita, terutama minyak bumi. Kalau tidak menemukan sumber baru dalam 12 tahun harus impor 100 persen oil," kata dia dalam Pemaparan Visi dan Misi Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Prabowo Hatta, Jakarta, Jumat (20/6/2014).
Advertisement
Selain itu, Prabowo menuturkan, jika tak ada sumber energi terbarukan maka mendorong Indonesia impor 100 persen gas bumi pada 34 tahun mendatang. Tak hanya itu, Indonesia juga akan mengimpor batu bara dalam 79 tahun ke depan.
"Siapapun yang memimpin Indonesia harus memikirkan itu," lanjutnya.
Sementara, permasalahan lain yang yang menjadi tantangan Indonesia adalah jumlah ledakan penduduk Indonesia. Hal tersebut, menurut Prabowo mempengaruhi fundamental ekonomi nasional. "Ledakan penduduk tiap tahun lima juta manusia baru," tukasnya.
Meski Indonesia menghadapi tantangan berat terutama soal energi, Prabowo menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor agro ekonomi. Indonesia menempati 11 persen zona tropis dunia, sedangkan zona tropis dua sekitar 27 persen.
Oleh karena letak Indonesia di zona itu, maka Indonesia diberkahi dua kali masa panen untuk pertanian. Namun, menurut Prabowo, pemanfaatan bio teknologi dan teknologi pengolahan air yang baik maka Indonesia dapat melakukan masa panen sebanyak tiga kali.
"Dengan pemanfaatan bioteknologi dan water teknologi,kita bisa panen tiga kali. Non tropis hanya satu kali panen," ujar dia.
Sementara itu, Prabowo mengatakan sebanyak 77 juta hutan lahan di Indonesia telah rusak. Padahal, tiap 1 hektar mampu menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak 6 orang.
Oleh karena, itu menurut Prabowo, apabila lahan yang rusak tersebut diubah menjadi lahan yang produktif maka akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi jutaan orang. "1 juta hektar lahan bisa 6 juta orang bekerja," tukas dia.(Amd/Ahm)