Ditanya Anggaran Pertahanan Rp 200 Triliun, Apa Kata Menkeu

Jokowi menilai solusi untuk menambah prajurit TNI, yaitu dengan menambah anggaran.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Jun 2014, 21:27 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2014, 21:27 WIB
Ratusan Alutsista Diturunkan dalam Latihan Gabungan TNI 2014
Para prajurit mempersiapkan kendaraan tempur tank dalam Latihan Gabungan TNI 2014, Senin (19/5/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri selalu saja tak berkomentar banyak saat dihujani pertanyaan seputar visi misi bakal calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto.

Salah satunya termasuk pernyataan Jokowi soal anggaran pertahanan Indonesia bisa menembus Rp 200 triliun jika pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen.

"Saya nggak tahu. Nanti tanya presidennya (periode mendatang)," tegas Chatib usai Rapat Kerja dengan DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (23/6/2014).

Sementara Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Askolani mengaku, belum tahu mengenai kenaikan anggaran pertahanan setiap tahun.

"Belum tahu anggaran bisa Rp 200 triliun. Kita kan harus melihat kebutuhan pendapatan dan kebutuhan pertahanannya. Sedangkan kalau kenaikannya saya lupa," tandasnya.

Sebelumnya, Jokowi menilai solusi untuk menambah prajurit TNI, yaitu dengan menambah anggaran. Angggaran bisa lebih besar jika pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen.

"Kuncinya, ekonomi kita harus tumbuh di atas 7 persen untuk kita punya anggaran lebih besar. Dengan anggaran besar, bisa kita gunakan untuk nambah anggaran prajurit kita, menambah alutista, menambah alat pertahanan kita," ujarnya.

Hal itu disampaikan Jokowi menjawab pertanyaan calon presiden Prabowo Subianto mengenai tidak adanya tentara di 300 kabupaten di Indonesia.

Jokowi menjelaskan, anggaran untuk pertahanan Indonesia saat ini mencapai Rp 80 triliun. Jika pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen, Jokowi yakin hingga lima tahun mendatang anggaran untuk pertahanan bisa mencapai tiga kali lipat. (Fik/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya