Harga Tempe Tak Berubah Meskipun Rupiah Tembus 12 Ribu

Kenaikan harga tempe mungkin terjadi dalam waktu dekat ini. Tetapi kenaikan tersebut lebih disebabkan mengikuti tren bulan Ramadan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Jun 2014, 13:24 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2014, 13:24 WIB
Aktivitas di sentra pembuatan tahu di Ubung, Denpasar, Bali, Jumat (11/2). Pengusaha tahu dan tempe memperkecil ukuran menyusul meningkatnya harga kedelai.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kali ini tidak membuat pedagang produk olahan kedelai bersungut-sungut. Biasanya, jika rupiah melemah maka harga produk olahan kedelai seperti tempe dan tahu akan naik. Tetapi kali ini hal tersebut tidak terjadi.

Salah satu pedagang tahu dan tempe di Pasar Kebayoran Lama, Nenah (45) mengatakan, tak ada kenaikan harga tempe dan tahu. "Harga tahu ya sama kayak kemarin," kata dia, Rabu (25/6/2014).

Nenah merincikan, tahu kuning goreng dijual dengan harga Rp 2.500 per 10 potong. "Sedangkan tahu putih yang sudah dipotong-potong Rp 3.000," lanjut dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang produk olahan kedelai lainnya, Heri (35). Menurutnya, harga tempe masih relatif stabil. Tempe per potong dengan kisaran berat 1 kilogram (kg) dijual di harga Rp 5.000.

Menurut Heri, kenaikan harga tempe mungkin terjadi dalam waktu dekat ini. Tetapi menurutnya, kenaikan tersebut lebih disebabkan mengikuti tren bulan Ramadan. "Paling naiknya Rp 1.000. Kalau biasanya Rp 4.000 jadi Rp 5.000,"tukasnya.

Biasanya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bakal disambut teriak pedagang tempe dan tahu karena harus menanggung kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku tempe. Para pedagang tempe dan tahu menggunakan kedelai impor. Nah, ketika nilai tukar rupiah melemah, maka harga kedelai pun naik.

Namun, pada pelemahan rupiah kali ini hal tersebut tak terjadi karena adanya kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai di dalam negeri meski rupiah melemah. Caranya dengan menyiapkan stok besar untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kedelai pengusaha tempe.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPD) Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Barat, Asep Nurdin mengakui jika harga kedelai tak naik tinggi meski rupiah terpuruk. Itu akibat keterlibatan pemerintah dalam stok dan lainnya.

Pemerintah pun meminta pedagang tak menaikkan harga tinggi secara sepihak. "Ada tekanan dari Kemendag pada rapat koordinasi persiapan puasa pada 9 Juni 2014 lalu," jelasnya. Dia menyebutkan saat ini harga bahan baku kedelai sebesar Rp 7.000 per kg. Sementara harga di tingkat perajin tahu dan tempe mencapai Rp 8.200 sampai Rp 8.300 per kg. (Amd/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya