Jero Wacik Berang Renegosiasi Gas Tangguh Disebut Tak Spesial

Menurut Kalla, renegosiasi kontrak memang rutin dilakukan setiap 4 tahun sekali.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Jul 2014, 17:10 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2014, 17:10 WIB
Pemerintah Incar Rp 6,2 Triliun dari Kenaikan Harga LNG Tangguh
Pemerintah sudah mengirim tim renegosiasi harga gas tangguh.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik tak terima Calon Wakil Presiden (Cawapres) Jusuf Kala menganggap tak ada yang spesial dari renegosiasi harga jual gas Tangguh Papua.

Jero mengatakan, setelah renegosiasi, keuntungan menjual harga gas Tangguh ke Fujian China menjadi berlipat ganda, mencapai Rp 250 triliun sampai 2034.

Hal ini menurut Jero merupakan hal yang spesial. Sebab itu dirinya tentu tak terima jika Jusuf Kalla menganggap hasil renegosiasi Tangguh tak spesial.

"Luar biasa, menghasilkan Rp 250 triliun kok tidak spesial? spesial itu," kata Jero saat menggelar rapat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Senin (7/7/2014).

Dalam debat capres dan cawapres final, capres Prabowo Subianto mengapresiasi keberhasilan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sukses menaikkan harga jual gas alam cair (LNG) Tangguh ke China pada Juli 2014.

"Saya ingin memberi tanggapan sambil juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan SBY yang 1 Juli lalu berhasil menandatangani renegosiasi kontrak Tangguh, dari kontrak yang merugikan Indonesia, akhirnya harga bisa naik dan sekarang diuntungkan Rp 250 triliun sampai selesai," kata Prabowo.

Namun demikian, pernyataan Prabowo langsung disanggah Cawapres Jusuf Kalla alias JK. Menurutnya, renegosiasi kontrak memang rutin dilakukan setiap 4 tahun sekali.

JK mengatakan, pada 2008 sewaktu masih menjabat sebagai Wapres dia bertemu dengan Presiden China Hu Jintao. Dari pertemuan tersebut, mereka siap negosiasi ulang.

Tapi begitu dia meninggalkan pemerintahan, tidak ada negosiasi apapun yang dilaksanakan oleh pemerintah.

"Jadi tidak ada yang spesial. Kalau naiknya iya, kita terima kasih. Tapi memang kontrak itu begitu supaya tidak ada celah terjadi kerugian," tandas JK. (Pew/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya