Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan memiliki beberapa rencana terkait demi kembali menerbangkan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).
Perusahaan maskapai perintis ini hanya akan kembali layak terbang dan menjalani bisnisnya dengan sehat dengan syarat hutang senilai Rp 7,9 triliun di konversi menjadi saham.
Hanya saja, proses tersebut tidak berjalan dengan sederhana mengingat mayoritas hutang Merpati lebih banyak ke pemerintah bukan ke swasta, sehingga memerlukan prosedur birokrasi yang cukup panjang.
Menyinggung soal itu, sebagai salah satu regulasi mengenai konversi utang, Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku tidak mengetahui perkembangan rencana tersebut mengingat dia mengaku belum menerima surat dari Menteri BUMN soal rencana tersebut.
"Saya belum terima suratnya, Pak Dahlan ngomong sama koran terus, tidak ngomong ke saya, saya tidak tahu, jadi tanya lagi ke Pak Dahlan," kata Chatib seperti yang ditulis, Selasa (8/7/2014).
Mengenai penyelamatan Merpati ini sebelumnya juga sudah dilakukan pembahasan dalam rapat koordinasi (rakor) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung atau CT beberapa hari lalu.
Dalam rakor tersebut CT sependapat dengan Dahlan mengenai rencana konversi utang tersebut, hanya saja ketika itu masih menunggu hasil rekomendasi panitia kerja (panja) dari DPR RI.
Terkait rencana mempailitkan Merpati, CT mengaku, perlu biaya yang jauh lebih besar ketimbang upaya penyelamatan. "Ongkos untuk bikin Merpati pailit lebih besar daripada menyelamatkannya," tegas dia tanpa ingin memberitahu besaran biaya yang diperlukan untuk menyelamatkan Merpati.
Sementara itu, kemarin DPR telah menyerahkan hasil keputusan panja mengenai nasib Merpati. Dalam keputusan tersebut sayangnya tidak ada poin mengenai restrukturisasi hutang tersebut.
Keputusan panja hanya dikatakan Dahlan merupakan beberapa agenda rutin yang sebenarnya sudah dilakukan Kementerian BUMN selama ini, salah satunya rencana penggantian direksi.
"Pergantian direksi itu kita sudah lakukan dari dulu yang sekarang ini bahkan direksinya sudah mau untuk diberhentikan tapi saya bilang jangan dulu sebelum ada penggantinya, nah penggantinya ini yang sulitnya bukan main," tegas Dahlan. (Yas/Ahm)
Menkeu Belum Terima Rencana Konversi Utang Merpati
Biaya pailit Merpati Airlines diperkirakan jauh lebih besar ketimbang menyelamatkannya.
diperbarui 08 Jul 2014, 09:59 WIBDiterbitkan 08 Jul 2014, 09:59 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Syekh Ali Jaber Ungkap Ayat Al-Qur'an yang Bisa Beri Perlindungan dari Segala Bahaya
Didoakan Jadi Presiden, Pramono Anung: Cukup Maju Pilkada Saja
Antar Pulang Pacar, Pemuda Palembang Disiram Air Keras hingga Matanya Cidera Parah
Prediksi Tren Skincare Halal 2024: Konsumen Lebih Kritis Terhadap Kandungan Produk dan Unsur Keberlanjutan Lingkungan
Cerita Jokowi Rela Terbang dari IKN ke Solo demi Buka Peparnas 2024
Ridwan Kamil Pamer Kartu Kamu di Debat Perdana Pilkada Jakarta, Ini Isi Bantuannya
Menengok Luasnya Halaman Belakang Rumah Ikang Fawzi, Ada Kado dari Marissa Haque yang Bakal Terus Dipajang
Akhir Pelarian Pengedar Narkoba di Muara Enim, Ditangkap saat Ngamar di Hotel
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Senin 7 Oktober 2024
Ridwan Kamil: Mayoritas Kota di Indonesia Ramah untuk Lelaki Dewasa, Disabilitas Susah
Vonis Bebas Kasus Korupsi Perusda Kaltim, Aktivis Kaltim Ajak Masyarakat Kawal Putusan MA
3 Manusia Pertama yang Dinyalakan Api Neraka, Diungkap Buya Yahya