Liputan6.com, Jakarta - Industri makanan dan minuman Tanah Air dihadapkan dengan kondisi pelik. Untuk bisa masuk ke negara maju, produk-produk tersebut harus memiliki standar makanan British Retail Consortium (BRC). Saat ini saja, standar makanan Indonesia masih kalah dengan negara tetangga.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengaku, hampir seluruh supermarket di Amerika Serikat (AS) dan Eropa sudah meminta agar produk makanan minuman asing yang masuk ke negara tersebut wajib mempunyai standar BRC.
"Level ini jauh lebih tinggi daripada yang dipunya Indonesia, Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Ternyata ini sudah nggak berlaku lagi di sana (AS dan Eropa), mereka minta yang lebih tinggi lagi," tuturnya di Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Level standar makanan tertinggi di negara ASEAN, kata Adhi, Indonesia berada di urutan nomor ketiga. Masih kalah dari Malaysia dan Singapura, namun menang dari Laos, Myanmar dan Kamboja. "Sedangkan Thailand, Filiphina, dan Brunei satu level dengan kita," ujar dia.
Dia mengaku, standar makanan ke level tertinggi merupakan tantangan besar bagi Presiden baru mendatang. Pasalnya Kementerian Perindustrian telah menetapkan makanan dan minuman sebagai industri strategis.
"Dalam waktu dekat Presiden harus memikirkan ke sana, juga bagaimana caranya meningkatkan standar, mutu, harga serta daya saing. Kalau nggak ikutin, otomatis kita akan kalah meskipun kita bisa produksi," jelas Adhi.
Menurutnya, seluruh negara ke depan akan terus meningkatkan standar makanan. Alasan Adhi karena demi menjaga keamanan produk pangan masing-masing negara dari gempuran produk asing.
"Intinya kan mereka ingin melindungi konsumen, serta menghambat produk (makanan dan minuman) masuk ke negaranya. Tapi ini penting dipikirkan Presiden baru untuk bisa memenangkan di dalam percaturan global," cetus Adhi. (Fik/Gdn)
Presiden Terpilih Dituntut Naikkan Standar Makanan RI
Level standar makanan tertinggi di negara ASEAN, kata Adhi, Indonesia berada di urutan nomor ketiga, kalah dari Malaysia dan Singapura.
diperbarui 09 Jul 2014, 18:28 WIBDiterbitkan 09 Jul 2014, 18:28 WIB
Selama lima tahun terakhir ini, pertumbuhan permintaan makanan beku semakin meningkat.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dinilai Menistakan Agama, Pria di Depok Babak Belur Dihajar Sejumlah Orang
Definisi Brand Kosmetik Lokal Versi Wardah, Tidak Sekadar Pasang Label
Meski Memiliki Dampak Buruk, Tambang Ilegal Pohuwato Tetap Beroperasi
Persija Jakarta vs Persib Bandung Imbang di BRI Liga 1, Semangat Tarung Pangeran Biru Disanjung
Indonesia Pecundangi China, Ini Rahasia Rinov/Fadia Tampil Gacor di Final Badminton Asia Mixed Team Championship 2025
Mengintip Perkembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
Kim Sae Ron Meninggal Dunia di Usia 24 Tahun, Pernah Kena Cancel Culture
Ramadan Ceria Bersama Mentari TV, Ada Cipung Hingga Abang L Bikin Ibadah Puasa Makin Semangat
Petrokimia Gresik Bidik Realisasi Program Makmur di Lahan 190 Ribu Ha
Prabowo Tawarkan Koalisi Permanen, Pengamat: Untuk Jamin Loyalitas KIM Plus
Ilmuwan Austria Bagikan Cara Jitu Agar Anjing Peliharaan Patuh ke Pemilik
Wamendagri: Presiden, Menteri, hingga Mantan Presiden Jadi Pembicara di Retret Kepala Daerah