Wamenkeu Dorong Presiden Baru Naikkan Harga Subsidi BBM?

Kenaikan harga BBM akan membuat masyarakat berpikir dua kali untuk boros penggunaan BBM.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Jul 2014, 12:51 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2014, 12:51 WIB
Ilustrasi Pertamina
Ilustrasi Pertamina (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) I, Anny Ratnawati memberikan pekerjaan rumah bagi pemerintahan baru terkait tekanan ruang fiskal Indonesia yang terus tertekan akibat subsidi energi, terutama bahan bakar minyak (BBM). Pemerintahan saat ini mengimbau kepada Presiden terpilih untuk membuat kebijakan untuk mengurangi tekanan.

"Tugas utama pemerintahan baru adalah subsidi betul-betul harus tepat sasaran. Karena kami telah melakukan review ternyata subsidi BBM hanya dinikmati oleh orang yang mampu," kata dia ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (15/7/2014).

Lebih jauh menurut Anny, pemerintahan baru harus berani mengurangi anggaran subsidi BBM yang sudah mencapai ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.

"Bisa dengan menaikkan harga BBM subsidi atau menetapkan subsidi tetap (fix). Kalau ini bisa dilakukan, maka bisa meningkatkan ruang fiskal dan tekanan yang terjadi," terang dia.

Anny menjelaskan, kenaikan harga BBM akan membuat masyarakat berpikir dua kali untuk boros penggunaan BBM. "Kalau harga BBM lebih tinggi, orang akan mikir pakainya, kemacetan pun berkurang. Jadi ada rasa untuk mendidik lebih disiplin. Coba kalau harganya murah, itu ngocor terus deh," tukasnya. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya