Pengusaha Ritel Gencar Cari Pemasok Pertanian Lokal

Saat ini permintaan produk pertanian segar dan olahag produksi dalam negeri terus meningkat, pertumbuhanya mencapai 7 hingga 17 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Jul 2014, 14:15 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2014, 14:15 WIB
Sering Makan Buah & Sayur tak Bikin Langsing
Mengonsumsi sayur dan buah saja tidak berarti bisa membantu menurunkan berat badan.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha pasar swalayan sedang sibuk mencari produk pertanian segar olahan produksi Indonesia, seiring penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 70 Tahun 2013.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengatakan, saat ini permintaan produk pertanian segar dan olahag produksi dalam negeri terus meningkat, pertumbuhanya mencapai 7 hingga 17 persen.

"Saat ini tumbuh 7-17 persen, sangat luar biasa, ada kelompok yang lebih besar lagi 13-17 persen, terjadi di kota kedua, misalnya Purwokerto, Jember, Malang, Banyuwangi luar biasa permintaan, buah sayur,berbagai bentuk pertanian itu permintaan nya sangat tinggi," kata Bayu dalam acara pembukaan promosi dan pasar produk pertanian segar dan olahan nusantara di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (24/7/2014).

Bayu menambahkan, pemintaan tersebut juga didukung adanya Permendag  Nomor 70 Tahun 2013 yang mewajibkan toko modern wajib menjual 80 persen produk pertanian asal Indonesia yang mulai berlaku 2016.

"Yang kami amati, permintaan retail modern luar biasa, mulai berlaku 2016 butuh waktu 2,5 tahun menyiapkan diri," tuturnya.

Menurut Bayu, saat ini para pemilik gerai tersebut sedang berburu produk pertanian dan olahan dalam negeri. Namun yang masih jadi permasalahan adalah komitmen dengan petani yang memsok hasil tani. Pasalnya hal tersebut sangat berpengaruh pada pelayanan konsumen.

"Sedang hunting mencari produk pasokan gerai mereka, jadi maslah mereka butuh syarat dipenuhi kalau tidak konsumen komplain, mulai dari mutu, kestabilan harga. Kita harap teman petani menghormati kontrak kalau di luar sedang mahal jangan lari," pungkasnya. (Pew/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya