Peternakan Australia Bangkit Lagi Gara-gara RI

Industri peternakan Australia menunjukkan gairah baru lagi setelah ekspornya meredup paska Indonesia menjatuhkan larangan impor sapi hidup

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 18 Agu 2014, 12:37 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2014, 12:37 WIB
Sapi Australia
(Foto: West Australian)

Liputan6.com, Sydney - Industri peternakan Australia kini kembali menunjukkan gairah baru setelah ekspornya meredup paska Indonesia menjatuhkan larangan impor sapi pada negara tersebut.

Sejak 2011, para pengamat industri peternakan Australia memang melihat adanya guncangan yang cukup besar bagi para peternak di Australia.

Mengutip laman Abc.net.au, Senin (18/8/2014), tahun lalu Georgia Underwood bahkan terpaksa menjual dua lahan peternakannya karena tak mampu menahan dampak larangan ekspor ternak hidup pada Indonesia.

Dua stasiun tersebut dijual pada salah satu importir ternak hidup Indonesia terbesar dari Australia, Japfa Santori. "Itu merupakan keputusan yang sangat besar dan sulit," ungkap Underwood.

Saat ini, dia mengaku masih memiliki dua peternakan yang berjalan efisien. Meski begitu dia mengaku masih mengalami kesulitan berbisnis karena anggaran yang sangat ketat. "Masa-masa larangan ekspor itu berlaku merupakan waktu yang sangat sulit yang harus kami lalui," tuturnya.

Untungnya, tahun ini larangan tersebut tidak lagi berlaku dan menjadi waktu yang baik bagi para peternak di Australia. Angka ekspor ternak hidup ke Indonesia juga tercatat meningkat pesat.

Sejauh ini, lebih dari setengah juta ternak hidup dikirimkan ke Indonesia dari kawasan utara Australia. Jumlahnya sudah mencapai dua kali lipat dari total pengiriman tahun lalu.

"Kini kami tengah mengalami peningkatan ekspor yang sangat signifikan bagi Australia. Secara keseluruhan, angka ekspor sapi kami telah mencapai satu juta ekor senilai hampir AUS$ 1 juta," ukar CEO Asosiasi Northern Territory Cattleman, Australia. (Sis/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya