Strategi Jokowi Incar 20 Juta Kunjungan Turis Asing

Menurut Wakil Menteri Pariwisata, Sapta Nirwandar, pemerintahan baru perlu bangun proyek infrastruktur di daerah wisata untuk genjot turis.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Sep 2014, 11:47 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2014, 11:47 WIB
Wisatawan China
(Foto: bornrich.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan sektor pariwisata nasional terus menunjukkan geliatnya hingga mampu berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Tren kunjungan wisata diprediksi menembus angka 1,8 miliar orang pada 2030.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar mengungkapkan, industri ini hanya menjual produk pariwisata agar menarik turis asing maupun domestik.

"Pariwisata itu bikin senang. Nggak berwisata bikin stres, pusing. Paling minim orang ke mal cari hiburan, jarang ke museum. Mereka berwisata pasti mengeluarkan uang tanpa dipaksa, karena sepelit-pelitnya dia pasti makan dan minum," ujar Sapta saat acara Refleksi Tiga Tahun Pelaksanaan MP3EI di JCC, Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Menurut Sapta, saat ini jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia baru sebanyak 8,8 juta orang atau meningkat 9 persen pada 2013. Sementara Italia sudah mencapai angka 55 juta kunjungan per tahun.

"Basis kunjungan wisman ke Indonesia lebih rendah dari Singapura yang mencatatkan 11 juta kunjungan wisman per tahun, padahal penduduknya cuma 2,7 juta orang," terangnya.

Sektor pariwisata, lanjutnya, berkontribusi 4 persen dari PDB nasional dengan penerimaan devisa senilai US$ 10 miliar atau naik 9,8 persen pada tahun lalu. Sektor ini, sambung dia, juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 10,13 juta orang baik langsung maupun tidak langsung dan nilai investasi senilai US$ 603 juta.

"Angka ini masih kecil karena Pak Joko Widodo minta jumlah kunjungan wisman sebesar 20 juta orang per tahun. Karena tren jumlah kunjungan wisatawan di seluruh dunia diprediksi mencapai 1,8 miliar orang di 2030," tegas Sapta.

Guna merealisasikan target tersebut, kata dia, perlu menggenjot pembangunan proyek infrastruktur di kantung-kantung pariwisata. Sementara ini, pengembangan sektor pariwisata tercermin dalam proyek Masterplan Percepatan, Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia di koridor 5 yakni, Bali Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Di NTT sering disingkat Nasib Tidak Tentu atau Nanti Tuhan Tolong, tapi dengan pembangunan sektor pariwisata di koridor ini kita akan ganti Nasib Tergantung Turisme. Sebab kita punya produk pariwisata seperti Danau Kelimutu, Pulau Komodo dan banyak lainnya," ucapnya.

Dalam catatan Sapta, ada 14 proyek yang bakal groundbreaking di sektor pariwisata dengan nilai Rp 163 triliun. Dua di antaranya, pengembangan kawasan Teluk Mekaki di Lombok Barat senilai Rp 3 triliun dan pengembangan kawasan wisata Tanggung Ringgit di Lombok Timur. Nilai investasinya mencapai Rp 5 triliun. (Fik/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya