Liputan6.com, Jakarta - Lesunya perekonomian di Eropa dan Amerika membawa dampak terhadap permintaan produk olahan kayu seperti furniture dan mebel Indonesia. Namun dampak tersebut tidak mempengaruhi nilai ekspor produk tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) Taufik Gani mengatakan dampak yang diakibatkan kelesuan ekonomi ini hanya berupa pergeseran permintaan ke beberapa negara yang kondisi ekonominya tetap stabil.
Dia mencontohkan, awalnya produk mebel Indonesia banyak digandrungi di kawasan Eropa Barat seperti Yunani, Inggris, Spanyol dan Belanda, kini mulai bergeser ke negara kawasan Eropa Timur.
"Karena ekonomi negara-negara tersebut mengalami kelesuan menyebabkan terhambatnya daya beli terhadap produk (mebel) kita. Lesunya sudah 10 tahun," ujar dia di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/9/2014).
Selain ke Eropa Timur, pasar ekspor produk mebel Indonesia juga kini mulai merambah pasar Asia dan Amerika Latin. Untuk Asia produk mebel Indonesia mulai banyak diminati negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea. "Kita juga mau hantam pasar Amerika dan Amerika Latin," tegas Taufik.
Meski mengalami pergeseran pangsa pasar, namun nilai perdagangan dari produk mebel Indonesia tidak mengalami penurunan. Bahkan nilai ekspor yang dicapai hingga saat ini telah melampaui capaian tahun lalu.
"Tahun ini saja ekspor sudah US$ 1,8 miliar, lebih besar dari tahun lalu yang hanya US$ 1,78 miliar. Bahkan hingga akhir tahun kami yakin akan mencapai target sebanyak US$ 2 miliar," tandas dia. (Dny/Nrm)
Â
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Advertisement