Bank Mutiara Jatuh ke Perusahaan Asing, Ini Kata Ekonom BNI

Perusahaan asing asal Jepang J Trust Co. Ltd memenangi tender pembelian PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) yang digelar LPS.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Sep 2014, 12:20 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2014, 12:20 WIB
Bank Mutiara
Bank Mutiara (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) hampir pasti dijual ke perusahaan keuangan asal Jepang J Trust Co. Ltd. Perusahaan Jepang ini menjadi pemenang tender divestasi yang diumumkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Jumat 12 September 2014.

Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan tidak ada yang salah jika akhirnya Bank Mutiara dibeli oleh pihak asing dan bukan oleh investor dalam negeri. Hal tersebut karena tender pembelian Bank Mutiara memang terbuka untuk siapa saja.

"Karena penjualan Bank Mutiara ini bersifat open biding, terbuka untuk umum, jadi boleh bagi investor dalam dan luar negeri untuk menawar," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Menurutnya, proses yang dijalankan oleh LPS selama ini sudah berjalan dengan baik sehingga memang tidak tertutup kemungkinan jika pihak asinng yang menjadi calon pemenang tender pembelian Bank Mutiara ini.

"Nanti LPS akan memberikan laporan kepada Bank Indonesia dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk melakukan fit and proper test kepada J Trust ini," lanjutnya.

Ryan mengungkapkan, yang terpenting untk diperhatikan saat ini yaitu bagaimana kelanjutan pengambilalihan saham yang dimiliki pemerintah atas nama LPS kepada J Trust.

Langkah-langkah yang akan diambil LPS dan J Trust juga harus terbuka agar masyarakat tahu apa rencana perusahaan Jepang tersebut terhadap Bank Mutiara ke depan. Sehingga kedepannya, bank ini bisa tumbuh lebih sehat, lebih besar dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional.

"Setelah diambil alih oleh J Trust ini, dapat tumbuh baik secara suistanable dalam jangka panjang dan menyalurkan kredit kepada dunia usaha dalam negeri sehingga punya peran yang nyata terhadap perekonomian Indonesia," tandasnya. (Dny/Ndw)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya