Ini Syarat Wujudkan Keberhasilan Sektor Maritim RI

Pengamat sebut sektor maritim diharapkan dapat disesuaikan dengan kondisi hulu dan hilir industri terkait agar menunjang sektor maritim.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Okt 2014, 19:45 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2014, 19:45 WIB
Pelabuhan
(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Ide tol laut maupun fokus Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sektor maritim masih terus dipertanyakan pengamat maupun pakar ekonomi. Wacana tersebut hendaknya disesuaikan dengan kondisi hulu dan hilir industri terkait yang menunjang sektor maritim.

Pakar Ekonomi, Ichsanuddin Noorsy menilai, industri hulu dan hilir di Indonesia belum siap menyokong sepenuhnya sektor maritim.

"Hilir kita nggak siap, hulu juga tidak, kita kesulitan. Kalau kemaritiman soal angkutan laut antara pelabuhan dengan pelabuhan, ini soal kebutuhan pelat baja," ujar dia di Jakarta, Jumat (24/10/2014).

Lebih lanjut dirinya menambahkan, Indonesia masih mengimpor baja dari berbagai negara, seperti Jepang, Korea dan China. Saking banyaknya, Amerika Serikat (AS) sampai mengeluarkan larangan impor produk baja dari Korea dan China untuk melindungi produsen lokal.

"Konsumsi baja di Indonesia masih rendah, tapi jika sudah bicara kemaritiman, kita harus mempersiapkan hulu sampai hilirnya," ucapnya.

Noorsy memperkirakan realisasi dari sektor maritim oleh pemerintahan Jokowi baru akan terlihat di tahun ketiga. "Realisasinya baru akan nampak di tahun ketiga, karena memang nggak mudah melakukannya," cetus dia. (Fik/Ahm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya