Sandiaga Uno Masih Ogah Hidupkan TigerAir Mandala

Dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, potensi pengguna sarana transportasi udara akan terus meningkat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Nov 2014, 16:48 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2014, 16:48 WIB
Ilustrasi Pesawat Mandala Air (2)
Ilustrasi Pesawat Mandala Air (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik saham mayoritas PT Mandala TigerAir, Sandiaga Uno mengaku masih enggan menghidupkan kembali maskapai tersebut. Namun Sandiaga tetap optimistis dengan industri penerbangan di Indonesia.

Ditemui di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Sandiaga mengungkapkan keengganannya untuk menghidupkan kembali maskapai tersebut karena masih belum stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Belum ada (rencana menghidupkan Mandala), kami tahu harga avtur yang sangat tinggi, dolar yang sangat tinggi dan rupiah melemah, itu merupakan dua pukulan yang membuat industri penerbangan susah‎," kata Sandiaga, Selasa (25/11/2014).

Meski begitu, jika melihat prospek industri penerbangan ke depan, Sandiaga mengaku bahwa industri tersebut akan terus berkembang mengingat kondisi wilayah Indonesia yang terpisah-pisah oleh lautan.

Alasan lainnya, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, potensi pengguna sarana transportasi udara akan terus meningkat.

"Kita tau bahwa kelas menengah bukan hanya tumbuh, juga jumlah dari penumpang itu tumbuh, tapi tergantung dua hal tadi.‎ Tapi saya rasa secara kedepannya industri ini akan tetap bagus kok," katanya.

Tigerair Mandala secara resmi berhenti beroperasi mulai 1 Juli 2014. Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor mulai dari kondisi pasar dan biaya operasional meningkat akibat depresiasi rupiah yang cukup tajam.

"Kami telah berusaha mencari berbagai solusi untuk tetap beroperasi, termasuk berdiskusi dengan calon mitra strategis dan penanam modal. Kelebihan kapasitas maskapai dibandingkan dengan jumlah penumpang, melemahnya nilai tukar Rupiah yang mencapai dua puluh persen sejak awal 2013 membuat meningkatnya biaya operasional Mandala secara signifikan", kata Jusman Syafii Djamal, Ketua Dewan Komisaris Mandala TigerAir.

Sejak beroperasi kembali di  April 2012, Mandala terus mengalami kerugian. Perkembangan industri yang menantang membuat pemegang saham sulit untuk terus memberikan dukungan keuangan kepada Mandala.

Dewan meninjau posisi Mandala dan memutuskan Mandala tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk melanjutkan kegiatan operasionalnya. Maskapai telah secara resmi menyampaikan informasi terkait penghentian operasional terhitung 1 Juli 2014 ini kepada Direktorat Jenderal Perhubungan. (Yas/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya