Kenaikan Harga BBM dan Tarif Listrik Penyumbang Terbesar Inflasi

Kenaikan harga BBM bersubsidi dan tarif dasar listrik menjadi penyumbang terbesar kenaikan inflasi November 2014 di Yogyakarta.

oleh Yanuar H diperbarui 03 Des 2014, 13:30 WIB
Diterbitkan 03 Des 2014, 13:30 WIB
Ekonom Memprediksi Inflasi Agustus di Bawah 0,5%
Ekonom Memprediksi Inflasi Agustus di Bawah 0,5%

Liputan6.com, Yogyakarta - Kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter mendongkrak inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama November 2014.

Kenaikan inflasi ini didorong peningkatan seluruh kelompok pengeluaran. Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa, kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar hingga bahan makanan.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Haryono menjelaskan, BPS DIY mencatat kenaikan inflasi selama November 2014 di Yogyakarta sebesar 1,13% atau naik 0,85% dibandingkan inflasi Oktober 2014 sebesar 0,28%.

"Secara langsung dan tidak langsung berdampak ya. Pada November sampai 1,13 % ini menjadi nomor 12 terkecil dari kota yang dihitung. Besaran inflasi di Kota Yogyakarta dinilai masih di bawah rata-rata nasional yang menembus 1,5%. Inflasi saat ini masih di bawah 5% tapi nanti lihat di bulan Desember seperti apa ," ujar Haryono di ruang rapat BPS DIY Rabu (3/12/2014).

Haryono menyebut lebih dari separuh kenaikan inflasi pada November disumbang oleh kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL). Kenaikan ini mempengaruhi ke sektor lain seperti jasa, angkutan, perikanan dan sebagainya.

"Kenaikan harga BBM mempengaruhi sektor lain seperti  jasa dan angkutan umum. Kondisi politik juga pengaruhi inflasi," ujar Haryono.

Sementara itu, Kepala BPS DIY Bambang Kristianto mengatakan kenaikan tertinggi inflasi terdapat pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,40%. Dilanjutkan oleh kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar yang naik 1,17%, dan bahan makanan naik 0,83%.

"Kenaikan harga BBM berpengaruh pada biaya distribusi barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Akibatnya, ada kenaikan harga di level konsumen," kata Bambang.

Komoditas paling mempengaruhi terjadinya inflasi di antaranya adalah bensin, tarif listrik, cabai merah, angkutan antar kota dan cabai rawit. Bensin mengalami kenaikan 12,34% memberikan andil sebesar 0,47%.

Sementara, harga cabai rawit terus melejit naik sebesar 34,62% dan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,09%. Angkutan antar kota naik sebesar 34,62% dan memberi andil inflasi sebesar 0,07%.

Peningkatan biaya administrasi ATM memberi andil pada inflasi sebesar 0,02%. Selain itu, harga beberapa komoditas lain juga mengalami kenaikan seperti beras, teh manis, sate, pasir, labu siam, sawi hijau, solar, biaya administrasi transfer uang dan lainnya. "Laju inflasi pada kalender 2014 sebesar 4,74 persen. Untuk laju inflasi year on yearsebesar 5,03 persen," tutur Haryono. (Fathi M/Ahm)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya