Perusahaan Basis Komoditi Masih Jadi Pemicu Kredit Bermasalah

BI memperkirakan sektor tambang masih menjadi salah satu pemicu tingginya kredit bermasalah

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Des 2014, 18:20 WIB
Diterbitkan 09 Des 2014, 18:20 WIB
Rupiah Kredit
(foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Masih belum bangkitnya harga komoditas di pasar internasional mengakibatkan kinerja perusahaan tambang di Indonesia juga masih lesu.

Kelesuan perusahaan tambang tersebut diperkirakan masih terus berlanjut hingga tahun depan, meskipun secara pergerakan harga lebih baik dibanding 2014.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan sektor tambang masih menjadi salah satu pemicu tingginya kredit bermasalah (Nett Performing LoanNPL) industri perbankan untuk tahun depan.

"Tentunya perusahaan yang ada berpengaruh di harga komoditas‎ masih paling berpengaruh, tapi bukan berarti perusahaan itu memiliki resiko yang tinggi, tidak juga," kata Kepala Departemen Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia, Darsono di Gedung Bank Indonesia, Selasa (9/12/2014).

Pada bulan November ini, NPL industri perbankan dilaporkan di angka 2,35 persen, dan diperkirakan pada akhir tahun akan berada di angka 2,4 persen.

Untuk tahun depan, Darsono memperkirakan dengan masih rendahnya harga komoditas namun NPL akan lebih baik dibandingkan dengan tahun ini ‎meski tidak terlalu jauh.

"Tahun depan pergerakannya itu masih di kisaran 2 persen tapi dibawah 2,4 persen, untuk tembus dibawah 2 persen masih sulit," tegasnya.

Optimisme pemerintahan baru dan komitmen pemerintah dalam meningkatkan daya saing industri di Indonesia menjadi faktor utama membaiknya ekonomi Indonesia tahun depan. (Yas/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya