Tiga Negara Terlibat Perang Mata Uang

Tiga negara menyatakan perang mata uang dipicu pemerintah Jepang yang keluarkan kebijakan kontroversial yaitu Abenomics.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Des 2014, 13:15 WIB
Diterbitkan 17 Des 2014, 13:15 WIB
Mata Uang Sampah
Ilustrasi mata uang sampah di dunia (Foto: therichest.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandhi mengungkapkan, tiga negara menyatakan perang mata uang seperti Jepang, Taiwan dan Korea Selatan (Korsel). Hal ini dipicu pemerintah Jepang yang mengeluarkan kebijakan kontroversial yang diberi nama Abenomics.  

"Currency war terjadi dengan mata uang Jepang, Taiwan, dan Korsel. Ini karena kebijakan Abenomics sehingga membuat produk Jepang kompetitif," ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Perang mata uang terjadi ketika sejumlah negara ekonomi utama bersaing satu sama lain untuk mendevaluasi mata uang mereka sendiri dan menurunkan nilai tukar. Tujuannya untuk menciptakan daya saing produk negara tersebut.

Sementara Abenomics Jepang terdiri dari kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan strategi pertumbuhan ekonomi guna mendorong investasi swasta.

"Abenomics mengancam Korsel dan Taiwan, karena mereka punya produk mirip yang Jepang dengan teknologi canggih. Dengan Korsel dan Taiwan mengikuti Jepang, pasti kompetitif dari mata uang ini akan terganggu dengan Abenomics-nya," terang dia.

Menurut Eric, perang mata uang ini belum mengganggu perekonomian Indonesia. Bahkan, lanjut Eric, Meksiko mulai mengikuti jejak ketiga negara tersebut untuk menurunkan nilai mata uangnya. (Fik/Ahm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya