Tim Reformasi Migas Serahkan Rekomendasi Impor BBM Siang Ini

Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi memberi rekomendasi agar tidak ada lagi impor BBM jenis Ron 88 atau premium.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Des 2014, 08:29 WIB
Diterbitkan 21 Des 2014, 08:29 WIB
SPBU di Jakarta Pusat Stop Jual Solar Bersubsidi
Pemilik kendaraan diarahkan untuk mengisi kendaraan mereka dengan Solar non-subsidi dan Pertamax Dex, Senin (4/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi akan memberikan rekomendasi terkait mekanisme pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia.

Berdasarkan undangan yang diterima Liputan6.com, rekomendasi akan diberikan Minggu (21/12/2014), pukul 13.00 di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta yang akan disampaikan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri dan anggotanya.

Seperti diketahui, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi memberi rekomendasi agar tidak ada lagi impor BBM jenis Ron 88 atau premium.

Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto mengungunkapkan, dengan mengimpor BBM kadar ron 92 atau sekelas Pertamax akan memudahkan pengadaan BBM, karena tidak perlu lagi melakukan perubahan ron yang dilakukan di Singapura.

"Pokoknya kita rekomendasikan tidak ada lagi impor ron 88.  Sudah tidak ada lagi, dari pada nyampur-nyampur, biar kita gampanglah," tuturnya.

Menurut Djoko, impor BBM dengan kadar Ron 92, dapat membuat Indonesia melepas ketergantungan BBM dari Siangapura. Pasalnya hanya negara Singa tersesebut yang memproduksi BBM kadar Ron 88, yang kita nikmati saat ini.

"Sekarang kita ketergantungan satu tempat ron 88," pungkasnya.(Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya