Liputan6.com, Jakarta - Seperti bahan bakar minyak (BBM) subsidi, penyaluran elpiji ukuran 3 Kilogram (Kg) juga salah sasaran. Penikmatnya justru masyarakat menengah ke atas. Atas dasar ini, agen elpiji mendesak pemerintah untuk menghapus tabung melon bersubsidi.  Â
Pemilik Pangkalan Elpiji di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Merni Waty Sipayung (42), menyatakan, sejak harga elpiji 12 Kg naik setiap tahun, pelanggan menengah ke atas hingga kalangan industri beralih menggunakan tabung subsidi 3 Kg.
"Elpiji 3 Kg barang subsidi, nah selama ini salah sasaran. Orang yang mampu malah gunakan yang 3 Kg, karena tabung 12 Kg mahalnya bukan main. Jadi dihapuskan saja," tegas dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (3/1/2014).
Jika pemerintah dan Pertamina enggan menghapus elpiji 3 Kg, maka Merni mengusulkan agar harga jual tabung melon yang mengalami kenaikan. Bukan melulu elpiji 12 Kg sehingga mencekik konsumen maupun agen.
"Naikkan harga elpiji 3 Kg, jangan kejauhan harganya dengan yang non subsidi. Karena justru yang terjadi pengoplosan," keluh Wanita asal Medan, Sumatera Utara itu.
Menurut Merni, ketersediaan tabung ukuran 3 Kg semakin lama semakin menyusut. Kondisi ini membuat agen kebingungan, sementara permintaan tetap meningkat. Walhasil terjadi kelangkaan.
"Tabung 3 Kg sudah lama dijatah ke agen, bikin pusing. Biasanya dapat sampai 560 tabung yang diangkut satu truk, sekarang cuma bisa dapat 360 tabung. Kadang satu minggu barang kosong, gimana kami mau jualan," tegas dia.
Merni berharap, penjualan elpiji 12 Kg dapat kembali bergairah sebelum tabung melon hadir di pasaran. Harga jual elpiji non subsidi juga diimbau tidak terus melambung setiap tahun.
"Jangan seperti ini terus, karena masyarakat kasihan sebentar-sebentar harga naik. Untung di agen dan pangkalan juga makin tipis, sebab pembelinya sekarang sedikit lantaran beralih ke elpiji 3 Kg," pungkas dia. (Fik/Ahm)
  Â
Salah Sasaran, Agen Minta Elpiji Subsidi 3 Kg Dihapus
Kenaikan harga elpiji 12 Kilo gram (Kg) dikhawatirkan dapat mendorong pengoplososan dan membuat pasokan elpiji 3 kg menyusut.
diperbarui 03 Jan 2015, 14:30 WIBDiterbitkan 03 Jan 2015, 14:30 WIB
Pekerja mengangkut tabung gas ke dalam kapal di Rawa Saban, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (17/4). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kapal Penangkap Ikan Tenggelam di Perairan Pulau Jeju Korsel, 2 dari 11 ABK WNI Hilang
Mendag Budi Santoso Sita 90 Ribu Kain Rol Impor Ilegal dari China, Segini Nilainya
PergiKuliner Festival Bakmi, Cicip Ragam Bakmi Sambil Ikutan Gim Menarik
Meningkatkan Kecerdasan Sosial, Ini 5 Teknik Berbicara yang Elegan dan Berkelas
RS Polri Sudah Identifikasi 8 Korban Kebakaran Pabrik di Bekasi, 1 Jenazah Sulit Diidentifikasi
Motul Indonesia Girang Bisnisnya Naik Signifikan
Golkar Siap Jadi Partai Pelopor Instruksi Prabowo soal Makan Bergizi Gratis
Indonesia Best BUMN Awards 2024 Beri Apresiasi untuk Dedikasi BUMN pada Bangsa
Mendag: Produk Impor Ilegal Bikin Industri Tekstil Tak Berkembang
Material Handling Adalah Kunci Efisiensi Operasional Industri Modern
Penerimaan Pajak Sentuh Rp 1.517 Triliun hingga Oktober 2024
Indosat akan Gelar Indonesia AI Day 2024, Perkokoh Pemanfaatan AI untuk Berbagai Bidang