RI Bom Kapal Pencuri Ikan, Industri Perikanan Thailand Terpuruk

"Sekarang kita telah menghancurkan indutri perikanan di luar negeri tetangga kita itu," kata Susi Pudjiastuti.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Jan 2015, 21:04 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2015, 21:04 WIB
Detik-detik Peledakan 2 Kapal Asing Pencuri Ikan di Ambon
Kadispenum Puspen TNI Kolonel Infanteri Bernardus Robert menjelaskan, 2 kapal itu ditangkap di perairan Maluku pada 7 Desember 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintah untuk menenggelamkan kapal asing yang terbukti melakukan pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia rupanya berdampak pada industri perikanan di negara lain.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan, sejalan kebijakan ini diterapkan secara ketat, industri perikanan di Thailand mulai terpuruk. Pasalnya selama ini 70 persen ikan yang diolah industri di negara tersebut berasal dari perairan Indonesia.

"70 persen industri perikanan Thailand didapat dari ikan yang ada di Indonesia," ujarnya di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Senin (5/1/2014).

Bahkan menurut Susi, tidak hanya Thailand yang terkena dampak tersebut. Industri perikanan Malaysia dan Vietnam juga ikut merasakan sulitnya mendapat pasokan ikan.

"Malaysia dan Vietnam juga sama. Sekarang kita telah menghancurkan indutri perikanan di luar negeri tetangga kita itu," lanjutnya.

Susi mengaku bukan merupakan tanggung jawabnya jika industri di negara-negara tersebut hancur. Pasalnya, justru industri itu yang terlebih dahulu menghancurkan Indonesia. Akibat banyaknya ikan yang masuk ke negara-negara tersebut membuat industri cold storage dalam negeri gulung tikar.

"Kita tidak perlu sedih, negara mereka hancur kenapa kita sedih. Kita sudah hancur duluan. Industri cold storage kita sudah hancur duluan," kata dia.

Meski bisa belum bisa dikatakan sukses mengembalikan kekayaan laut Indonesia, namun Susi mengaku puas dengan kebijakan yang telah dia bangun.

"Kita belum sukses tapi berhasil iyah, belum optimum. Penjagaan tidak sekarang aja dan masih berlanjut," tandasnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya