Ini Alasan Bank BUMN Paling Banyak Potongan Dividennya

"Misalnya Bank bertambah modalnya Rp 1 triliun mereka bisa tambah salurkan kredit sampai dengan 10 triliun," tegas Sofyan Djalil.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Jan 2015, 18:33 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2015, 18:33 WIB
Bank BRI
Bank BRI (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan akan memangkas kewajiban setoran dividen bagi perusahaan BUMN untuk tahun 2015 sekitar Rp 9 triliun. Dari total pemangkasan setoran dividen tersebut, sektor perbankan akan menjadi perusahaan yang paling besar jumlah pemotongannya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengaku, ada beberapa hal yang mendasari pemerintah melakukan pemangkasan dividen yang cukup besar untuk industri perbankan.

"Itu karena dia loan to deposit ratio (LDR) mereka di atas 90 persen, kalau tidak ditambah equity yang lebih banyak, bank tidak bisa berkembang," kata Sofyan di Istana Kepresidenan, Rabu (7/1/2014).

Dengan bertambahnya equity tersebut, diharapkan perbankan dapat melakukan ekspansi lini bisnisnya baik di dalam negeri atau di luar negeri.

‎"Karena kalau misalnya bertambah modalnya Rp 1 triliun mereka bisa tambah salurkan kredit sampai dengan 10 triliun," tegasnya.

Sebelumnya, ‎Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan pemotongan dividen paling besar nantinya di sektor perbankan.

"Salah satunya perbankan cukup lumayan, setelah itu asuransi, kemudian BUMN karya karena kita mau dorong sektor infrastruktur," kata Rini di Istana Kepresidenan.

Hanya saja Rini masih belum bisa mengungkapkan berapa total pemotongan deviden di sektor perbankan tersebut. Sebelumnya, Pemerintah dan DPR sepakat mematok target dividen BUMN di RAPBN 2015 menjadi Rp 43,73 triliun.

Tidak hanya itu, salah satu sektor yang juga akan dipotong dividennya adalah sektor energi, seperti salah satunya PT Pertamina (Persero). (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya