Inflasi Bukan Lagi Patokan Buat The Fed untuk Naikkan Suku Bunga

The Fed tidak perlu menunggu inflasinya mencapai tingkat tertentu untuk menaikkan suku bunga AS

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 08 Jan 2015, 13:02 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2015, 13:02 WIB
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol.
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Liputan6.com, Washington - Tingkat inflasi ternyata bukan lagi menjadi bagian dari indikator kenaikkan suku bunga yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Menurut rilis hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember, The Fed tidak perlu menunggu inflasi mencapai tingkat tertentu yang artinya The Fed bisa menaikkan suku bunganya kapan saja.

"The Fed benar-benar tidak berada di bawah tekanan untuk melakukan apapun. Ketakutan terbesar saat ini adalah kejutan atau langkah agresif tertentu yang dapat membuat The Fed merasa harus segera melakukan sesuatu," ungkap Manajer Portfolio di Permanent Portfolio Funds Michael Cuggino seperti dikutip dari CNBC, Kamis (8/1/2015).

Sebelumnya para petinggi The Fed mengisyaratkan kenaikkan suku bunga baru bisa dilakukan saat tingkat inflasi bergerak mengarah ke target 2 persen. Namun para anggota FOMC melihat berbagai risiko ke depan terutama dengan penurunan harga minyak dan peningkatan tenaga kerja yang tengah terjadi.

Para petinggi The Fed berharap tingkat inflasi AS bergerak stagnan meskipun menurutnya penurunan harga minyak serta penguatan dolar bersifat sementara. Sementara itu, pelemahan ekonomi global masih menjadi ancaman bagi kelanjutan pertumbuhan ekonomi AS.

Pertemuan FOMC pada Desember memang tidak membahas kenaikkan suku bunga, tapi beberapa anggota menunjukkan bahwa kondisi tengah berubah. Hasil pertemuan mengungkapkan bahwa penggunaan kata `patient` dalam laporan FOMC menunjukkan The Fed belum siap menaikkan suku bunga hingga beberapa waktu ke depan.

"Sebagian besar partisipan sepakat bahwa The Fed akan bersabar dalam memulai normalisasi kebijakan moneter. Penggunaan kata patient akan menunjukkan fleksibilitas dalam merespons berbagai informasi terbaru," seperti tertulis dalam rilis FOMC.

Beberapa anggota FOMC mengatakan, The Fed memang harus bersikap lebih fleksibel mengingat kondisi ekonomi yang kini masih fluktuatif. (Sis/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya