Harga Minyak Murah Sulitkan Konversi BBM ke BBG

Kelemahan BBG adalah membutuhkan infrastruktur tambahan seperti converter kit yang mensyaratkan tambahan biaya bagi si pemakai.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Jan 2015, 11:26 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2015, 11:26 WIB
DPRD DKI: Hibah Bus Tetap Harus Ber-BBG
Hal ini diatur oleh Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 Pasal 20 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Liputan6.com, Jakarta - Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diperkirakan akan mengganggu pengembangan program konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) yang sudah bertahun-tahun direncanakan oleh pemerintah.

Analis Energi dari Bower Group Asia, Rangga R. Fadillah mengungkapkan, semakin murahnya harga BBM akan menyulitkan pengembangan bahan bakar alternatif seperti gas.

"Harga minyak makin terjangkau membuat pengembangan energi alternatif tambah sulit," kata Rangga, di Jakarta, Minggu (18/1/2015).

Ia menambahkan, walaupun harga gas biasanya ikut turun merefleksi harga minyak dunia. Namun, pengembangan BBG memerlukan infrastruktur tambahan yaitu jaringan pipa dan alat pengubah konsumsi bahan bakar yang dipasang pada kendaraan (konverter kit).

"Kelemahan BBG adalah membutuhkan infrastruktur tambahan  seperti converter kit yang mensyaratkan tambahan biaya bagi si pemakai," ungkapnya.

Karena itu, menurut Rangga, penurunan harga BBM akan menghambat pengembangan program konversi BBM ke BBG. Pasalnya, masyarakat lebih memilih menggunakan BBM yang saat ini lebih murah dan gampang.

"Agak sulit untuk dikembangkan secara masif karena mendingan pakai minyak aja, toh harganya lagi murah," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya