Ini Akal Pengembang Sulap Kawasan Banjir Jadi Hunian Nyaman

Salah satu caranya, Eddy mengaku, dengan melakukan peninggian atau penimbunan sehingga bangunan atau hunian.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 12 Feb 2015, 06:15 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2015, 06:15 WIB
Luapan Waduk Ria Rio Bikin Banjir Kampung Pedongkelan
Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Minggu (8/2) lalu, membuat Waduk Ria Rio meluap. Imbasnya, perkampungan Pendongkelan tergenang air hingga paha orang dewasa, Jakarta, Selasa (10/2/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bukan pengembang namanya jika tak punya seribu akal untuk mengatasi banjir di Jakarta yang selalu menjadi rutinitas tahunan. Akal tersebut membuat bisnis jual beli properti tetap berjalan lancar meski hampir seluruh daerah yang menjadi lokasi properti terendam banjir.

Demikian disampaikan Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI), Eddy Ganefo. Dia bilang, ada berbagai strategi pengembang yang sudah terbukti ampuh untuk mengatasi banjir.

"Titik banjir pada suatu properti akan selalu menjadi momok bagi pengembang. Makanya kami punya berbagai cara untuk mengatasi dan meminimalisir banjir pada kawasannya," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (12/2/2015).

Salah satu caranya, Eddy mengaku, dengan melakukan peninggian atau penimbunan sehingga bangunan, atau hunian seolah-olah berada di dataran tinggi.

"Kami juga membuat bendungan dan mengalihkan aliran atau saluran air serta membuat penampungan air dan memasang pompa khusus untuk mengeluarkan air," cerita dia.

Jurus ini dilakukan, karena kurangnya kepedulian pemda dalam mengatasi banjir Ibukota. Dengan demikian, pengembang harus turun tangan. Eddy menilai, pemerintah daerah (pemda) hanya sibuk menanggulangi banjir saat air robb sudah menggenangi daerah Ibukota. Sementara paska banjir surut, pemerintah kembali lupa dengan komitmennya untuk mencegah banjir.

"Pemda selama ini cuma berkomitmen saat terjadi banjir. Setelah nggak musim banjir, pemda lupa dengan komitmennya alias nggak konsisten sehingga banjir menjadi kegiatan musiman di daerah langganan banjir," tukasnya.(Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya