Liputan6.com, Jakarta - Peran Pertamina Energy Trading (Petral) Ltd telah digantikan oleh Integrated Supply Chain (ISC) dalam pengadaan minyak dan gas (migas) di Indonesia sejak 1 Januari 2015.
Untuk itu, ISC mengoptimalkan armada yang dimiliki sehingga dapat menciptakan efisiensi dalam pengadaan migas di Indonesia. D1engan penggunaan armada kapal milik sendiri, tahun ini Pertamina bisa menghemat US$ 100 juta atau Rp 1,2 triliun (kurs: Rp 12.671 per US$).
"Peningkatan utilisasi armada Pertamina. Tentu kerjasama dengan fungsi shipping, maksimalkan aset milik Pertamina," kata Vice President ISC Daniel Purba di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (17/2/2015).
Daniel mengungkapkan, salah satu efisiensi yang sudah didapat dari optimalisasi armada adalah penghematan impor elpiji mencapai US$ 2,3 juta per pengapalan.
"Baru saja seperti misalnya kapal elpiji. Tadinya kontrak pakai kapal supplier kemudian renegosiasi untuk digunakan kapal sendiri," tuturnya.
Menurut Daniel, ISC akan mencari sumber efisiensi lain untuk meminimalisir pengeluaran dalam pengadaan gas, minyak mentah atau produk kilang.
"Kami masih terus exercise dan kaji peluang lainnya. Mana saja yang bisa dimaksimakan utilisasinya," ungkapnya.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto sebelumnya mengungkapkan, Petral banyak bermain dalam ongkos angkut impor elpiji. Permainan ongkos angkut yang dilakukan anak usaha Pertamina tersebut membuat harga beli elpiji dari Petral lebih mahal. (Pew/Ndw)
Advertisement