Liputan6.com, Jakarta - Program penyediaan irigasi di daerah Jawa Barat melalui proyek pembangunan [Waduk Jatigede](Waduk Jatigede ""), Sumedang, Jawa Barat, hingga saat ini belum juga bisa berjalan karena masalah ganti rugi lahan dan pemindahan penduduk sekitar. Padahal proyek ini sudah berjalan puluhan tahun lalu.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refomasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi menyatakan bahwa penolakan masyarakat sekitar terhadap proyek ini lantaran kurangnya sosiasasi dampak lingkungan.
"Jatigede ditolak karena analisis dampak lingkungannya yang belum tersoasialisasikan," ujarnya dalam acara Golf Gathering IKA MM FEB Unpad, di Jakarta, Minggu (1/3/2015).
Selain itu, mandeknya pengoperasian waduk ini karena masalah ganti rugi lahan masyarakat sekitar yang selama ini sulit mencapai titik temu. "Juga adanya keinginan masyarakat untuk mendapatkan uang kompensasi yang lebih. Jadi anggaran yang disediakan Rp 680 miliar. Sedangkan permintaan masyarakat terus naik hampir Rp 1 triliun," lanjutnya.
Namun, menurut Yuddy masalah anggaran ini seharusnya sudah tidak lagi menjadi masalah. Hal ini karena pemerintah telah mempunyai anggaran lebih akibat dari penghematan yang dilakukan seperti penghematan dari larangan menggelar rapat di luar kantor.
"Untuk bangun bendungan Jati gede sudah 25 tahun lebih saja Rp 1,2 triliun. Dengan tidak rapat di hotel ada uang penghematan Rp 5,1 triliun, kita kasihkan jadi itu waduk. Ini saja berarti bisa buat empat bendungan (waduk) dan berapa ribu saluran irigasi, manfaatnya besar," tandasnya.
Sebenarnya proses pembangunan fisik Waduk Jatigede sebenarnya sudah mencapai 90 persen. Namun waduk ini belum bisa difungsikan karena masih terkendala pembebasan lahan dan pemindahan penduduk sekitar.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menargetkan pengairan atau penggenangan Waduk Jatigede, akan terlaksana pada Juli 2015. Target ini molor dari perkiraan pemerintah pusat yang menyatakan di Desember 2014.
Gubernur Jabar Ahmad Heriawan, setelah ganti rugi selesai pada Januari 2015, proses selanjutnya adalah memindahkan situs bersejarah, gardu-gardu PLN, pembongkaran rumah dan memindahkan hutan seluas 1.300 hektare (ha) dengan 860 ribu pohon perlu ditebang.
Pemerintah telah mencarikan lahan pengganti untuk hutan seluas 1.300 ha milik Perhutani. "Sebagian sudah tersedia di kawasan Sumedang, dan sebagian lagi kita masih carikan," ujar Ahmad Heriawan.
Pemerintah menyediakan rumah sebanyak 664 unit tipe 36 untuk menampung warga. Pemerintah Provinsi mendapatkan hibah rumah itu dari pemerintah pusat. Sayang, katanya, rata-rata warga enggan menempatinya. (Dny/Gdn)
Ganti Rugi Waduk Jatigede Bisa dari Penghematan Rapat di Hotel
Mandeknya pengoperasian waduk Jatigede karena masalah ganti rugi lahan masyarakat sekitar yang selama ini sulit mencapai titik temu.
diperbarui 01 Mar 2015, 19:43 WIBDiterbitkan 01 Mar 2015, 19:43 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 Liga InternasionalLiverpool Bayar Mahal Kemenangan atas Real Madrid di Liga Champions
8 9 10
Berita Terbaru
350 Quote Tentang Bahagia yang Menginspirasi dan Menyentuh Hati
Tips Agar Bakpao Tidak Keras Setelah Dingin, Begini Cara Membuat Bakpao Lembut Tahan Lama
Tingkatkan Kepuasan Konsumen, Wuling Gandeng DHL untuk Kelola Persediaan Suku Cadang
Cara Mengatasi BAB Keras: Panduan Lengkap untuk Pencernaan Sehat
Prabowo: Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp10.000 Per Hari untuk 1 Anak
Demi Judi Online, WNI di Jepang Nekat Rampok Lansia
Gerindra Ungkap Peran Pasukan Jangkrik yang Bantu Menangkan Banyak Pilkada di Jateng
Punya Keuntungan, Manchester United Berpeluang Dapatkan Bek Kiri Terbaik Dunia
Strategi Berburu Saham Ritel
7 Potret Nanda Arsyinta Kunjungi Kampung Sus di Karanganyar, Bangunkan Masjid
Spesifikasi Lengkap Galaxy A16 Versi 4G, HP dengan Update OS 6 Kali Harga Rp 2 Jutaan
Pakar UGM: Pelajaran AI dan Coding di SD dan SMP Jangan Memberatkan Anak