Baru 24 Tahun, Pemuda Tampan Ini Sudah Cetak Duit Rp 19 Triliun

Muda, tampan dan kaya raya. Semua kriterian idaman para wanita itu melekat di diri Evan Spiegel, miliarder termuda di dunia

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 04 Mar 2015, 12:57 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2015, 12:57 WIB
Evan Thomas Spiegel, pendiri dan CEO aplikasi Snapchat.
(Foto: CNBC)

Liputan6.com, New York - Muda, tampan dan kaya raya. Semua kriterian idaman para wanita itu melekat di diri Evan Spiegel, pria yang baru didaulat sebagai miliarder termuda di dunia versi Forbes.

Di usianya yang baru 24 tahun, CEO Snapchat berparas tampan ini telah memiliki total kekayaan mencapai US$ 1,5 miliar dolar atau Rp 19,5 triliun (kurs: Rp 12/963/US$). Angka yang fantastis untuk pria semuda Spiegel.

Mengutip laman Forbes, Rabu (4/3/2015), Evan Spiegel merupakan CEO Snapchat, perusahaan pengirim pesan foto tempores yang didirikannya bersama Bobby Murphy pada 2011. Perusahaan yang tahun lalu bernilai US$ 10 miliar, pada Februari ini meningkat hingga US$ 19 miliar.

Pada Desember, Spiegel memperoleh sambutan hangat dari rekan-rekan teknologi dan pers untuk ketajaman bisnisnya. Itu setelah dia menulis beberapa email yang kemudian dipublikasikan secara terbuka.

Setelah tumbuh dewasa dengan nyaman di Los Angeles, Spiegel belajar desain produk di Stanford University dan bertemu Murphy, yang dua tahun lebih tua darinya. Murphy merupakan mahasiswa jurusan matematika di perusahaan yang sama.

Kedua pemuda itu akhirnya mengembangkan sebuah aplikasi yang dapat mengirim pesan foto ke kontak tertentu. Dengan timer yang diatur di sana, Snapchat akan menghapus foto dalam 10 detik atau kurang cukup dengan berkata Cilukba.

Aplikasi bernama Snapchat itu diluncurkan pada 2011 dan digunakan lebih dari 100 juta orang setiap bulan secara gratis. Setelah menolak diakuisisi Facebook, Speigel dan Murphy mempertahankan sekitar 15% kepemilikan saham dan bisnis perusahaan baru itu melambung tinggi.

Spiegel melihat masa depan yang besar bagi perusahaannya.

"Sangat sedikit orang di dunia yang bisa membangun bisnis seperti ini," katanya pada akhir 2013. (Sis/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya