Liputan6.com, Tangerang - PT Pertamina (Persero) telah menggelar operasi pasar (OP) elpiji 3 kilogram (kg) untuk meredam kelangkaan di masyarakat. Kenyataannya, operasi pasar ini justru sepi peminat.
Eksternal Relation Pemasaran Region III Milla Suciyani mengatakan dari operasi pasar yang dilakukan Pertamina pada agen elpiji Ravindo Gasindo di Tangerang, dari 560 tabung yang disediakan dalam dua jam hanya laku 10 tabung.
"Kalau di tempat tadi, jam 8 sampai jam 10 hanya 10 tabung yang laku," kata Milla, di Tangerang, Banten, Kamis (5/3/2015).
Menurut Milla, sebelumnya Pertamina telah melakukan operasi pasar pada wilayah yang dikabarkan langka, namun penjualan elpiji tersebut tak signifikan.
"Nanti kita lihat apakah terserap habis. Dari sebelumnya dari 560 hanya laku 40-an tabung. Padahal sebelumnya ada aksi lempar tabung, kita lihat sampai sore seperti apa," ungkap dia.
Sementara warga yang bermukim di tempat operasi pasar tersebut, Neneng (47) mengungkapkan, harga elpiji yang dijuala pengecer di wilayahnya tidak mengalami kenaikan signifikan.
Ia menilai operasi pasar tersebut tidak efektif, karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya dan diselenggarakan pada tempat yang kurang nyaman.
"Saya beli gas di warung itu harganya Rp 17.000. Kalau di operasi pasar cuma Rp 16.000, ngapain dong saya nenteng-nenteng gas kesini. Mana jauh lagi," tegas dia.
Pertamina (Persero) menggelar operasi pasar elpiji 3 kg serentak secara nasional dengan menggelontorkan 37.700 tabung atau setara dengan 113,1 metrik ton (MT).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.320 tabung disalurkan ke Binjai, Sumatera Utara, 8.960 tabung di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Sedangkan 23.520 tabung untuk Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dan 2.900 tabung di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur," tutup Adiatma. (Pew/Nrm)