Di Tangan Sri Astuti, Bawang Goreng Palu Jadi Mendunia

Wanita berjiblab ini mengaku pernah ditipu ratusan juta rupiah hingga membuat usahanya terpuruk pada 2005.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 12 Mar 2015, 12:02 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2015, 12:02 WIB
Bawang Goreng Sri Rejeki Palu

Liputan6.com, Jakarta - Kerja keras dan ketekunan menjadi landasan Sri Astuti dalam membangun bisnis. Alhasil, meskipun produknya cukup sederhana, namun bisa mendunia. Adalah bawang goreng dengan merek Sri Rejeki. Hasil tangan dari wanita berjilbab ini disukai di Australia, Belanda dan juga di Amerika.

Sri awalnya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Wanita asal Yogyakarta ini merantau ke Palu pada 1981 karena harus mengikuti suaminya yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian.

Di Palu, Sri tak mau hanya diam saja. Ia mencoba menambah nasi dalam periuk dengan membuka bisnis. Berbagai  usaha pernah dicobanya, mulai dari membuka katering pada 1984 hingga akhirnya berkreasi membuat abon pada 1997.

"Dulu waktu pertama, untuk abon sapi sekali produksi hanya 4 kilogram (kg), sekarang sudah 50 kg, diproduksi dua kali seminggu jadi 100 kg," terang Sri kepada Liputan6 seperti ditulis pada Kamis (12/3/2015). Selain sapi, Sri juga mengembangkan usaha dengan memproduksi abon lele dan ayam.

Dari abon, Wanita berusia 61 tahun ini melihat peluang lain yaitu bawang goreng dengan bahan baku bawang batu, yang merupakan bawang khas Palu.
Bawang ini berkembang sangat baik di Lembah Palu yang berada di antara Kota Palu dan Kabupaten Sigi. "Kelebihan bawang ini kadar airnya rendah sehingga sangat renyah jika digoreng," terang dia.



Setiap hari sekitar 300 kg bawang batu diolah jadi 100 kg bawang goreng tanpa bahan pengawet. Sri mendapatkan pasokan bawang tersebut dari para petani di lembah Palu. '"Sekitar 30 kg sampai 50 kg bawang goreng laku terjual dalam sehari," ungkapnya tanpa mau menyebutkan omzet yang dikantonginya.

Usaha Sri terus berkembang. Saat ini, ia telah mempekerjakan 30 orang. Itu untuk bisnis bawang goreng saja, tak termasuk pekerjanya untuk bisnis abon.

Berkat kerja kerasnya membantu mengembangkan ekonomi sekitar, Sri Astuti pernah mendapat penghargaan untuk kategori UKM dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 8 Desember 2005. Dia juga kerap kali mengikuti pameran baik di dalam maupun luar negeri seperti di Singapura, Malaysia hingga Perancis.

Pernah Ditipu

Perjalanan bisnis Sri tentu tak selalu mulus. Wanita berjiblab ini mengaku pernah ditipu ratusan juta rupiah hingga membuat usahanya terpuruk pada 2005.

"Ada yang pernah menawarkan produk saya dijual di salah satu departemen store di Jakarta. Saya sudah bayar Rp 125 juta tapi orangnya tak pernah muncul-muncul dan uang itu tak kembali," katanya.

Sempat terpukul, namun Sri tak mau berlama-lama berlarut-larut dalam kekecewaan. Berkat kegigihannya, Ibu empat anak ini sanggup bangkit.

Bahkan bawang yang diproduksinya sudah dijual hingga ke Belanda, Australia dan Amerika Serikat.

Tak kalah, abon ikan buatan tangannya juga sudah merambah ke Negeri Kanguru dan  Negeri Pam Sam.

Kini Sri telah menikmati hasil kerja kerasnya. Anak-anaknya telah menyelesaikan kuliah berkat usaha bawang goreng khas Palu tersebut. Sri pun hingga kini masih aktif mengelola bisnis bawang goreng Sri Rejeki.

"Jika ingin membangun bisnis harus pintah membaca peluang dan harus berani. Untuk anak muda, jangan hanya bercita-cita jadi PNS, lebih bagus buka usaha sendiri," pesan Sri. (Ndw/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya