Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menyatakan level kurs rupiah di kisaran 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS) akan sangat berbahaya bila terus bertahan hingga satu bulan lamanya. Sementara kalangan pengusaha membutuhkan iklim usaha yang kondusif dan kepastian hukum di Tanah Air. Â
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI 2014-2019, Ajiep Padindang berpendapat, level rupiah 13.000 per dolar AS belum mengkhawatirkan jika ada jaminan dari pemerintah dan Bank Indonesia (BI) bahwa nilai tukar rupiah tidak akan berfluktuasi secara signifikan.
"Sebenarnya Rp 13.500 per dolar AS tidak apa asal jangan lebih dari 2 minggu-3 minggu. Juga Rp 13.000 per dolar AS jangan sampai lewat dari sebulan, karena bisa berbahaya," ujar dia saat Diskusi Bincang senator 2015 "Gejolak dan Masa Depan Rupiah" di Brewerkz Restaurant & Bar, Jakarta, Minggu (29/3/2015).
Dampaknya, kata Ajiep, pengusaha terutama kelas Usaha Kecil Menengah (UKM) akan merumahkan pegawainya karena terpaksa mengurangi produksi. Sebab sebagian besar bahan baku mereka berasal dari impor. Beban pelaku UKM, tegasnya, akan bertambah paska kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sementara Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Jakarta, Sarman Simanjorang menambahkan, pelemahan kurs rupiah dan kenaikan harga BBM Rp 500 per liter semakin membuat pengusaha berteriak.
"Kami butuh iklim usaha yang kondusif, jangan rupiah volatilitas terlalu tinggi dan harga jual BBM naik turun dengan cepat," ujarnya.
Sarman menilai, 6 paket kebijakan pemerintah belum akan mampu mengangkat kurs rupiah, apalagi menjawab kebutuhan pengusaha. Pemerintah, saran dia, harus mengambil kebijakan yang mendorong dunia usaha dan tidak tumpang tindih dalam pelaksanaannya karena ego sektoral.
Â
"Kegaduhan politik di Indonesia seperti kasus KPK vs Polri sangat berpengaruh buat rupiah. Saat itu, banyak investor ragu masuk ke sini karena khawatir enggak ada kejelasan hukum buat mereka," tukas dia. (Fik/Ndw)
Ini Efeknya Jika Rupiah Terus Bertahan di 13 Ribu per Dolar AS
DPD menyatakan level kurs rupiah di kisaran 13.000 per dolar AS akan sangat berbahaya bila terus bertahan hingga satu bulan lamanya.
diperbarui 29 Mar 2015, 21:30 WIBDiterbitkan 29 Mar 2015, 21:30 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gempa Hari Ini Minggu 6 Oktober 2024 Guncang Bogor hingga Jayapura Papua
Puas Debat hingga Didoakan Jadi Presiden, Pramono-Rano Yakin Elektabilitas Naik
Hasil LaLiga Alaves vs Barcelona: Robert Lewandowski Hattrick, Azulgrana Jauhi Real Madrid
Di Kutai Timur, Diskominfo Kaltim Latih Warga Desa Gunakan Kanal Aduan SP4N-LAPOR!
Banjir Mulai Mengancam Rohil, Drainase dan Pintu Air Bermasalah
Jelang Setahun Agresi Kejam Israel di Palestina, Ribuan Orang Turun ke Jalan di Seantero Eropa
Debat Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun Malah Doakan Pramono Anung Jadi Presiden RI
OPINI: Ketika FOMO Boneka Labubu Mengerek Harga dan Status Sosial
Atasi Polusi Udara, Suswono: Kami Punya Target Tanam 3 Juta Pohon di Jakarta
Sesi Tanya Jawab Warnai Debat Perdana Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024
Meghan Markle Menyala dengan Daur Ulang Gaun Lama Tanpa Pangeran Harry yang Tur ke Afrika
Hasil Liga Inggris Aston Villa vs Manchester United: Main Tanpa Gol, Pacelik Menang Setan Merah Berlanjut