Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Tapi apakah demokrasi yang diterapkan di Tanah Air dapat membuat perekonomian Indonesia lebih maju? Dean and Professor in the Practice of Public Policy of the Lee Kuan Yew School of Public Policy di National University of Singapore, Kishore Mahbubani menegaskan, bukan hanya demokrasi yang dapat mendorong Indonesia menjadi lebih maju khususnya di bidang perekonomian.
"Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, sebenarnya Anda dapat berkaca pada dua negara berkembang lain dengan sistem demokrasi terbesar yaitu India dan Brasil. Ada pelajaran besar dan kuat di dalamnya," tutur Mahbubani saat menjadi pembicara di salah satu sesi dalam acara World Economic Forum on East Asia 2015 di Jakarta, Senin (20/4/2015).
Dia menerangkan, di India pemerintah bergerak sangat cekatan dalam mensosialisasikan penggunaan rupee di dalam negeri yang berdampak positif bagi perekonomiannya. Sementara di Brasil, dia menuturkan adanya pasar domestik yang sangat besar yang berkontribusi cukup positif pada bidang perekonomian.
"Indonesia juga dapat tumbuh jauh lebih kuat di Asia, tapi dibutuhkan investasi besar di berbagai sektor untuk meraihnya," ujar Mahbubani.
Artinya, demokrasi saja tidak cukup untuk membuat sebuah negara melangkah lebih maju dalam beberapa tahun ke depan. Namun jika Indonesia dapat memanfaatkan potensinya dengan baik, pertumbuhan penduduk kelas menengah dapat meningkat pesat dalam 15 tahun ke depan terlebib dengan pasar yang luas di negeri sendiri.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan bahwa Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) on East Asia 2015 yang berlangsung selama 3 hari di Jakarta bukan sebagai forum untuk membicarakan masalah investasi di Indonesia.
Menurut Rachmat, forum yang menghadirkan para pemimpin perusahaan dari seluruh dunia ini akan dimanfaatkan pemerintah untuk memberikan penjelasan kepada para undangan tersebut terkait visi dan misi pemerintahan saat ini.
"Ini kan bukan forum investasi, tapi pertemuan para pelaku industri. Kami akan jelaskan posisi pemerintah Indonesia sekarang melalui Nawacita menjadi visi misi presiden," ujarnya.
Rachmat mengungkapkan, forum ini menjadi media yang tepat bagi pemerintah untuk mempromosikan Indonesia. Dengan demikian dampak terhadap investasi akan terasa dalam jangka panjang.
"Karena di sini ada 600 peserta dari 1.000 undangan yang disebarkan. Ada banyak top pemimpin perusahaan besar. Di sini kami menjelaskan pemikiran dari pemerintah Indonesia, ke depan bagaimana trade policy kami," lanjutnya. (Sis/Gdn)
Modal Demokrasi Tak Cukup Bikin Ekonomi Indonesia Maju
Apakah demokrasi yang diterapkan di Tanah Air dapat membuat perekonomian Indonesia lebih maju?
Diperbarui 20 Apr 2015, 12:04 WIBDiterbitkan 20 Apr 2015, 12:04 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Live dan Produksi VOD
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Saksikan Sinetron Ikrar Cinta Suci Episode Kamis 20 Februari Pukul 19.55 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Pertamina Ramal Puncak Arus Mudik 28 Maret 2025, Konsumsi BBM dan LPG Diprediksi Meningkat
Ditahan KPK, Hasto Pakai Rompi Oranye dan Tangan Terborgol
Dari Pangalengan ke Kancah Dunia, Running Summit 2025 Buka Peluang bagi Pelari Lokal
Masinton Pasaribu dan Tantangannya Membangun Tapanuli Tengah
Anti Gagal, Begini Cara Menggoreng Tempe agar Sempurna dan Tidak Hangus
Arti Taqabbalallahu Minna Wa Minkum: Makna dan Keutamaan Ucapan Lebaran
Kepala BKN: Penerapan WFA Harus Disesuaikan Karakteristik Layanan Instansi
Rencana BBM Satu Harga, Kapan Bisa Tercapai?
KPK Tahan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Pengertian MC dan Tugas-Tugas Mereka dalam Suatu Acara
Siasati Efisiensi, Gubernur Pramono Bakal Ganti Snack dengan Rebusan