Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Wododo ikut menghadiri perhelatan World Economic Forum di Hotel Shangrila, Jakarta pada Senin (20/4/2015) ini.
Dihadapan para pemimpin‎ dunia, Jokowi memamerkan optimismenya dalam menghadapi gejolak ekonomi global dengan modal masyarakat Indonesia yang dikatakannya cukup pintar.
"‎Kita merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke lima di Asia, kita juga menjadi negara kunci di G-20, kita yakin kita bisa, masyarakat Indonesia ini sangat pintar," kata Jokowi.
Dikatakan Jokowi, apa yang terjadi sekarang sama dengan apa yang dialami Indonesia pada tahun‎ 1970. Hal itu dikarenakan saat itu, harga komoditi juga terjun bebas sedangkan ekspor Indonesia mengalami penurunan drastis.
Seperti saat ini, akibat ketergantungan Indonesia terhadap harga komoditi menjadikan masyarakat negara ini sangat konsumtif. Hal ini yang ditekankan Jokowi dalam masa kepemerintahannya akan mengubah kebijakan yang sebelumnya berorientasi ke konsumsi menjadi lebih produktif.
Jokowi mengaku apa yang terjadi saat ini cukup menyakitkan bagi masyarakat Indonesia, selain adanya pengalihan subsidi, pelemahan nilai tukar juga menyebabkan beberapa harga barang mengalami peningkatan.
‎"Tapi masyarakat kami sangat pintar, mereka tahu untuk maju harus ada pengorbanan, saya menyatakan bahwa Tuhan juga akan berpihak ke kami," kata Jokowi.
Dengan kemmapuan dan program Nwacita yang dimiliki pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, Jokowi juga mengajak kepada para investor lokal maupun asing untuk berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia secara berkelanjutan.
Dalam diskusi tersebut, Jokowi bersanding bersama Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Sen, Wakil Perdana Menteri Rusia‎ Arkady Dvorkovich dan Wakil Perdana Menteri Vietnam. Dalam diskusi kepala negara tersebut juga dihadiri setidaknya 700 peserta yang mayoritas dari pengusaha asing. (Yas/Nrm)