Liputan6.com, Jakarta -
China berencana memberikan pinjaman sebesar US$ 50 miliar atau Rp 625 triliun (kurs Rp 12.500 per dolar AS) kepada Indonesia untuk membangun proyek infrastruktur.
Â
Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan proyek infrastruktur bakal kecipratan pinjaman tersebut.
Â
Menteri BUMN, Rini Soemarno mengungkapkan, utang sebesar US$ 10 miliar akan dialokasikan untuk PT PLN (Persero) yang diamanatkan menggarap pembangkit listrik dan transmisi. Utang senilai US$ 50 miliar berasal dari China Development Bank (CDB) dan ICBC.Â
Â
"Juga untuk Antam, selain mendapatkan PMN, mereka pun meminjam. Sedangkan proyeknya seperti jalan tol Trans Sumatera dan beberapa pelabuhan di Indonesia termasuk kereta super cepat (High Speed Railways/HSR)," ujar dia di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (24/4/2015). Â Â
Â
Saat ini, Kementerian BUMN termasuk beberapa BUMN yang akan menggarap kereta super cepat dalam tahap finalisasi mengenai mengenai studi kelayakan teknikal dan keuangan.Â
Â
"Hitungannya belum selesai, jadi saya belum bisa menjawab. Tapi bagian untuk HSR ada, termasuk program transportasi lain seperti perkapalan untuk Pelni," papar dia.
Â
Dalam pengerjaannya, Rini pernah mengatakan akan melibatkan beberapa konsorsium BUMN antara lain, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Industri Kereta Api (Persero), PT Len Industri (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero). Konsorsium tersebut nantinya akan dipimpin PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Â
Skema pendanaan, sesuai salah satu opsi BUMN dari China akan mendapatkan fasilitas dari China Development Bank sehingga akan bersifat investasi langsung.
Â
"Tapi apakah akan dibentuk holding atau yang lain masih dalam tahap review internal. Dianalisa secara mendalam, jadi belum final," tandas Rini. (Fik/Nrm)
Â