Transisi Pemerintahan Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI?

Pemerintah baru masih mengalami transisi pemerintahan cukup mempengaruhi

oleh Septian Deny diperbarui 07 Mei 2015, 19:57 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2015, 19:57 WIB
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,7 persen pada kuartal I 2015 dinilai wajar. Lantaran awal 2015 masih masuk dalam dalam masa transisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Chief Economist Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan, ekonomi Indonesia pada 2015 masih menjadi tahun berat bagi perekonomian Indonesia. Ini agar ekonomi Indonesia tumbuh lebih besar dari tahun sebelumnya.

"Masih agak berat karena tahun ini merupakan tahun transisi pemerintahan lama ke pemerintahan baru," ujar Destry di Hotel Ritz Carlton SCBD, Jakarta, Kamis (7/5/2015).

Destry mengatakan, perlambatan ini wajar terjadi karena adanya perubahan-perubahan aturan dan arah prioritas kebijakan dalam bidang ekonomi dari pemerintahan sebelumnya ke pemerintahan saat ini.

"Ada perubahan policy, prioritasnya juga beda, kita kebuang kuartal I untuk proses budgeting transisi dan lain-lain," lanjutnya.

Meski demikian, Destry menyatakan dirinya tetap yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini setidaknya bisa mencapai 5 persen. Namun dengan catatan pada kuartal selanjut ekonomi bisa tumbuh signifikan.

"Kalau kita dari Bank Mandiri perkirakan ada pada level 5,3 persen. Jadi kalau kuartal I ini 4,7 persen, di kuartal II tumbuhnya harus 5,5 persen," kata dia.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah diharapkan bisa membuat kebijakan yang mampu menjadi triger seperti soal perizinan dan pengembangan infrastruktur. "Kita butuh triger, seperti kemudahan perizinan, goverment spending diperbaiki supaya sektor swata mau masuk," tandasnya. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya